Pembelajaran Role Playing
A. Pengertian role playing
Istilah role playing dalam metode
merupakan dua istilah ganda bagi metode pembelajaran role playing maupun
metode bermain peran, karena tergolong dalam model pembelajaran simulasi,
sehingga di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan
silih berganti. Metode simulasi (Role Playing) adalah suatu cara
mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan
sosial (Sudjana, 2009:89). Pada metode role playing ini, proses
pembelajaran ditekankan pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke
dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, baik guru maupun siswa.
Kedua istilah ini (role playing dan bermain peran), kadang-kadang juga
disebut metode dramatisasi. Hanya bedanya, kedua metode tersebut tidak
disiapkan terlebih dahulu naskahnya.
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia,
kemampuan berbicara siswa dapat direkayasa untuk ditingkatkan melalui metode
pembelajaran role playing, karena role playing efektif dalam
memberikan pemahaman konsep secara luas kepada siswa melalui pengimitasian tokoh
tertentu yang di setting dalam situasi tertentu. Hal tersebut dapat
meningkatkan rasa sosial siswa terhadap lingkungan dan orang di sekitarnya.
Menurut Alhafidzh (2010:1), metode role
playing memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, dan dapat
digunakan apabila:
1. Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan
menanamkan pengertian dan perasaan seseorang.
2. Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan
rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang
telah dipercayakan.
3. Jika mengharapkan partisipasi kolektif
dalam mengambil suatu keputusan.
4. Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan
ketrampilan tertentu sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman
yang berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak.
5. Dapat menghilangkan malu, dimana bagi
siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan
sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan
terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
6. Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang
dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi kehidupannya dan masa depannya
kelak, terutama yag berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.
B. Kelebihan dan kelemahan metode Role
Playing
Sebagaimana dengan metode-metode
pembelajaran yang lain, metode role playing memiliki kelebihan dan
kelemahan, karena secara prinsip tidak ada satupun metode pembelajaran yang
sempurna. Semua metode pembelajaran saling melengkapi satu sama lain.
Penggunaannya di dalam proses pembelajaran dapat dikolaborasikan, bergantung
dari karakteristik materi pokok pelajaran yang diajarkan kepada siswa.
Kelebihan maupun kelemahan metode role playing sebagaimana dijelaskan
Makhrufi (2009:3) adalah:
1. Kelebihan
a.
Dapat
berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan
pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.
b.
Sangat
menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh
antusias.
c.
Membangkitkan
gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa
kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
d.
Dapat
menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dand apat memetik
butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa
sendiri.
e.
Dimungkinkan
dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka
kesempatan bagi lapangan kerja.
2. Kelemahan
Menurut Wahab (2007:109) kelemahan metote
role playing antara lain:
a.
Jika
siswa tidak dipersiapkan secara baik ada kemungkinan tidak akan melakukan
secara sunguguh-sungguh.
b.
Bermain
peran mungkin tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak
mendukung.
c.
Bermain
peran tidak selamanya menuju arah yang diharapkan seseorang yang memainkannya.
Bahkan juga mungkin akan berlawanan dengan apa yang diharapkan.
d.
Siswa
sering mengalami kesulitas untuk memerankan peran secara baik, khususnya jika
mereka tidak diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal
dengan baik apa yang diperankannya.
e.
Bermain
membutuhkan waktu yang banyak/lama.
f.
Untuk
lancarnya bermain peran, diperlukan kelompok yang sensitif, imajinatif,
terbuka, saling mengenal hingga bekerjasama dengan baik.
Senada dengan Wahab, Mujiman (2007:86) mengemukakan kelemahan metode role
playing dan bermain peranan ini terletak pada:
a.
Role playing dan
bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak.
b.
Memerlukan
kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid, dan ini
tidak semua guru memilikinya.
c.
Kebanyakan
siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan
tertentu.
d.
Apabila
pelaksanaan role playing dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan
saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran
tidak tercapai.
e.
Tidak
semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
f.
Pada
pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode role
playing dan bermain peranan ini.
C. Strategi pelaksanaan pembelajaran role
playing
Menurut Wahab (2007:109) mengemukakan
secara riinci tentang strategi role playing dalam proses pembelajaran di
kelas bagi guru dan siswa, yaitu:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan
melalui metode ini. Dan tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu
sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah dilaksanakan.
2. Melatar belakang cerita role playing
dan bermain peranan tersebut. Misalnya bagaimana guru dapat menjelaskan latar
belakang kehidupan sahabat Aku Bakar sebelum menceritakan kisah sahabat Abu
Bakar masuk Islam. Hal ini agar materi pelajaran dapat dipahami secara gamblang
dan mendalam oleh siswa/anak didik.
3. Guru menjelaskan bagaimana proses
pelaksanaan role playing dan bermain peranan melalui peranan yang harus
siswa lakukan/mainkan.
4. Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang
pantas memainkan/melakonkan jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk
peranan penonton.
5. Guru dapat menghentikan jalannya permainan
apabila telah sampai titik klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan
pemecahan masalah dapat didiskusikan secara seksama.
6. Sebaiknya diadakan latihan-latihan secara
matang, kemudian diadakan uji coba terlebih dahulu, sebelum role playing
dipentaskan dalam bentuk yang sebenarnya.
Komentar