ADHD dan Tunalaras
A. Pengertian ADHD
ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity
disorder,
(Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan
Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dari attention deficit disorder yang berarti gangguan pemusatan perhatian. Pada saat ditambahkan 'hiperactivity/hiper-aktif’ penulisan istilahnya menjadi beragam. Ada yang ditulis ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Tetapi, sebenarnya dari tiga jenis penulisan istilah itu, maksudnya sama.
(Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan
Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dari attention deficit disorder yang berarti gangguan pemusatan perhatian. Pada saat ditambahkan 'hiperactivity/hiper-aktif’ penulisan istilahnya menjadi beragam. Ada yang ditulis ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Tetapi, sebenarnya dari tiga jenis penulisan istilah itu, maksudnya sama.
Istilah ini merupakan istilah yang
sering muncul pada dunia medis yang belakangan ini gencar pula diperbincangkan
dalam dunia pendidikan dan psikologi. lstilah ini memberikan gambaran tentang
suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak,
di mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat
perilaku, dan tidak mendukung rentang perhatian atau rentang perhatian mudah
teralihkan. Jika hal ini terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan berbagai
kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-kesulitan
lain yang kaitmengait.
Jadi, jika didefinisikan, secara umum
ADHD menjelaskan kondisi anak-anak yang memperlihatkan simtom-simtom (ciri atau
gejala) kurang konsentrasi, hiperaktif,dan impulsif yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas hidup mereka.
B. Pengertian
Tunalaras
Istilah
resmi tunalaras baru dikenal dalam dunia pendidikan Luar Biasa (PLB). Istilah
tunalaras berasal dari dari kata “tuna” yang berarti kurang dan “laras” berarti
sesuai. Jadi anak tunalaras berarti anak yang bertingkah laku kurang sesuai
dengan lingkungan. Perilakunya sering bertentangan dengan norma-norma yang
terdapat didalam masyarakat tempat ia berada.
C.
Karakteristik
Anak ADHD
Dalam buku “Dinamika Pendidikan” Ibnu Syamsi (1997)
menjelaskan ada empat karakteristik dari anak hiperaktif, yaitu:
1.
Overaktivity
Anak overaktivity adalah
anak yang suka bergerak disekitarnya, sering dan lebih cepat, dan gerakan
itu tanpa tujuan. Di sekolah pun mereka sering keluar dari tempat duduk,
sewaktu duduk pun kaki dan tangannya tidak pernah diam. Hal ini
menjadikan anak hiperaktif kelihatannya seperti anak yang nakal dan susah
diatur.
2.
Distratibility (kebingungan)
Distratibility adalah tingkah laku yang
kurang mendapatkan perhatian. Secara khusus, anak ini mengalami hiperaktif
dengan cirri-ciri yaitu:
a.
Mempunyai
jangka waktu perhatian yang pendek dan perhatiannya tidak tertambat pada
aktivitas yang diikuti oleh sebagian anak-anak.
b.
Fokus
perhatiannya berganti dengan cepat dan sedikit proses belajar yang
terjadi dapat dirasakan.
c.
Mempunyai
kesulitan untuk memberikan perhatian dan mengarahkan pada rangsangan-rangsangan
saat pelajaran di sekolah.
3.
Impulsifity (menurut kata hati)
Impulsifity adalah tingkah laku yang
kecenderunganya cepat atau tidak sistematis dan tidak menghiraukan akibat
yang mungkin terjadi dari tindakannya. Tingkah laku anak ini seperti:
memanjat pohon dan tidak dapat turun, menyinggung perasaan orang lain
dengan ucapannya, dan berlari diiantara mobil yang diparkir untuk mencari
sesuatu.
4.
Exitability (mudah tersinggung)
Exitability adalah tingkah laku yang mudah
terangsang untuk sifat positif dan negatif seperti: lekas marah, toleransi yang
rendah dan kecewa, perubahan suasana hati secara dramatis dan cepat.
Tingkah lakunya juga sulit diduga, sehingga sulit berinteraksi dengan
lingkungannya.
D.
Karakteristik Tunalaras
Karakteristik
yang dikemukakan oleh Hallahan & Kauffman (1986), berdasarkan dimensi
tingkah laku anak tunalaras adalah sebagai berikut.
1.
Anak yang mengalami kekacauan tingkah laku, memperlihatkan
cirri-ciri: suka berkelahi, memukul, menyerang, mengamuk membangkang,
menantang, merusak milik sendiri atau milik orang lain, kirang ajar, lancang,
melawan, tidak mau bekerja sama, tidak mau memperhatikan, memecah belah, rebut,
tidak bias diam, menolak arahan, cepat marah, menganggab entengg, sok aksi,
ingin menguasai orang lain, mengancam, pembohong, tidak dapat dipercaya, suka
berbicara kotor, cemburu, suka bersoal jawab, tak sanggub berdikari, mencuri,
mengejek, menyangkal, berbuat salah, egois, dan mudah terpengaruh untuk berbuat
salah.
2.
Anak yang sering merasa cemas dan menarik diri, dengan
cirri-ciri khawatir, cemas, ketakutan, kaku, pemalu, segan, menarik diri,
terasing, tak berteman, rasa tertekan, sedih, terganggu, rendah diri, dingin,
malu, kurang percaya diri, mudah bimbang, sering menangis, pendiam, suka berahasia.
3.
Anak yang kurang dewasa, dengan cirri-ciri, yaitu pelamun,
kaku, berangan-angan, pasif, mudah dipengaruhi, pengantuk,pembosan, dan kotor.
4.
Anak yang agresif bersosialisasi, dengan cirri-ciri, yaitu
mempunyai komplotan jahat, mencuri bersama kelompoknya, loyal terhadap teman
nakal, berkelompok dengan geng, suka diluar rumah sampai larut malam, bolos
sekolah, dan minggat dari rumah.
E.
Layanan ADHD
- Perlakuan
Utama
·
Terapi
medis: Mengendalikan ciri ciri ADHD
·
Pelatihan
manajemen orang tua: mengendalikan perilaku anak yang merusak di rumah,
mengurangi konflik antara anak dan orang tua, serta meningkatkan pro-sosial dan
perilaku regulasi diri
·
Intervensi
pendidikan: mengendalikan perilaku yang merusak di kelas, meningkatkan
kemampuan akademis, serta mengajarkan perilaku pro-sosial dan regulasi diri
- Perlakuan
intensif
·
Program-program
bulanan: melakukan penyesuaian di rumah dan keberhasilan ke depan di sekolah
dengan mengomindasikan perlakuan tambahan dan pokok dalam program yang intensif
- Dari
orang tua
Jika
orang tua mencurigai adanya gangguan ADHD pada anak-anaknya, hal yang harus
dilakukan orang tua adalah sebagai berikut.
·
Berkonsultasi
dengan ahli jwa (psikiater), psikolog, ahli syaraf anak, atau dokter spesialis
anak-anak guna meminta saran terbaik
·
Abu
Albani Centre memiliki salah satu spesialis pengobatan dalam menangani kasus
anak anak dengan gangguan ADHD.
·
Bersabar
ketika anak mengalami ADHD, dan diperlukan waktu yang cukup lama untuk
memperoleh kemajuan bagi anak.
·
Bersikap
jeli, kreatif, dan tanggap.
·
Yakinlah
bahwa anak masih memiliki kelebihan.
·
Berikan
dukungan pada kekuatan anak, kemampuannya, serta bangkitkan perasaan dalam diri
anak bahwa dia berharga bagi keluarga dan lingkungan sekitar
·
Ingatlah,
bahwa dalam beberapa kasus, rasa gagal, frustrasi, rendah hati, dan tekanan
kejiwaan yang biasa dialami anak dapat menimbulkan masalah yang lebih besar
dibandingkan kelainan atau gangguan itu sendiri
·
Dapatkan
informasi lebih akurat yang berkaitan dengan gangguan ini dari perpustakaan,
internet, atau sumber-sumber lainnya.
·
Bicara
atau tukar pikiran dengan keluarga lain yang memiliki anak ADHD.
·
Berjumpa
dan bergabung dengan organisasi atau perkumpulan yang anggotanya terdiri dari
keluarga yang mempunyai masalah yang sama.
- Dari
sekolah
·
Tempatkan
siswa di dekat guru, masukkan mereka sabagai bagian dari kelas biasa.
·
Tempatkan
siswa di depan dengan membelakangi kelas agar siswa-siswa lainnya tidak tampak.
·
Kelilingi
siswa ADHD dengan model peran yang baik.
·
Hindari
rangsangan yang mengalihkan perhatian
·
Anak
ADHD tidak menghadapi perubahan dengan baik. Jadi, hindari peralihan, perubahan
jadwal, relokasi fisik (meja atau kursi yang dipindah sembarangan), atau
gangguan teman.
·
Kreatif
dan tenang
·
Memberikan
petunjuk yang jelas
·
Sederhanakan
petunjuk-petunjuk yang kompleks
·
Pastikan
bahwa siswa ADHD memahami apa yang mereka lakukan sebelum mereka memulai tugas
·
Membantu
anak ADHD agar merasa nyaman dengan meminta bantuan
·
Anak
ADHD membutuhkan lebih banyak bantuan untuk waktu yang lebih lamadibandingkan
anak rata-rata. Setelah itu, secara bertahap kurangi bantuan.
·
Buatkan
buku catatan tugas sehari-hari
·
Memberikan
tugas satu per satu
F.
Layanan
Tunalaras
Bentuk
pelayanan pendidikan dapat diselenggarakan di SLB khusus bagi anak tunalaras
(SLB-E). Berdasarkan data statistik tahun 2003 yang dikeluarkan Direktorat
Pendidikan Luar Biasa menyebutkan bahwa jumlah anak tunalaras sebanyak 351
orang, dengan jumlah 12 (dua belas) Sekolah Luar Biasa bagian Tunalaras (lihat
lampiran).
Ada
pula Departemen terkait yang memberikan pelayanan pendidikan bagian anak nakal
yaitu Departemen Kehakiman dan Departemen Sosial. Pada umumnya Departemen
Kehakiman menampung “anak negara” yaitu anak delinkwensi atas putusan
pengadilan dicabut hak mendidik dari orang tuanya kemudian diambil oleh
pemerintah. Mereka dipelihara sampai berumur 18 tahun sebagai batas ukuran
dewasa.
Sedangkan
Departemen Sosial memelihara mereka berdasar titipan dari orangtua, karena
orangtua sudah merasa kewalahan. Atau hasil razia anak gelandangan atau
terlantar yang sulit bila dikembalikan kepada orangtuanya karena keadaan tidak
mampu atau sangat miskin.
Di
dalam pelaksanaan penyelenggaraannya kita mengenal macam-macam bentuk
penyelenggaraan pendidikan anak tunalaras/sosial sebagai berikut:
- Penyelenggaraan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah reguler. Jika diantara murid di sekolah tersebut ada
anak yang menunjukan gejala kenakalan ringan segera para pembimbing
memperbaiki mereka. Mereka masih tinggal bersama-sama kawannya di kelas,
hanya mereka mendapat perhatian dan layanan khusus.
- Kelas khusus apabila anak
tunalaras perlu belajar terpisah dari teman pada satu kelas. Kemudian
gejala-gejala kelainan baik emosinya maupun kelainan tingkah lakunya
dipelajari. Diagnosa itu diperlukan sebagai dasar penyembuhan. Kelas
khusus itu ada pada tiap sekolah dan masih merupakan bagian dari sekolah
yang bersangkutan. Kelas khusus itu dipegang oleh seorang pendidik yang
berlatar belakang PLB dan atau Bimbingan dan Penyuluhan atau oleh seorang
guru yang cakap membimbing anak.
- Sekolah Luar Biasa bagian
Tunalaras tanpa asrama Bagi Anak Tunalaras yang perlu dipisah belajarnya
dengan kata kawan yang lain karena kenakalannya cukup berat atau merugikan
kawan sebayanya.
- Sekolah dengan asrama. Bagi
mereka yang kenakalannya berat, sehingga harus terpisah dengan kawan
maupun dengan orangtuanya, maka mereka dikirim ke asrama. Hal ini juga
dimaksudkan agar anak secara kontinyu dapat terus dibimbing dan dibina.
Adanya asrama adalah untuk keperluan penyuluhan.
Komentar