Langsung ke konten utama

makalah komponen budaya adat sasak

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Larar Belakang
     Indonesia, sebagai sebuah bangsa, terbentuk dari aneka kultur dan struktur sosial yang berbeda-beda. Berbeda dengan Jepang ataupun Korea, Indonesia memiliki kultur yang tidak homogen. Bahkan, untuk wilayah Papua saja terdapat kurang lebih 132 suku bangsa dan bahasa yang berlainan. Itu belum lagi sistem sosial dan budaya yang terdapat di pulau-pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan lainnya. Lalu, bagaimana dapat seseorang memutuskan bahwa ia tengah mengamati atau mempelajari budaya dan sistem sosial Indonesia?
     Tentu saja, Indonesia tadinya merupakan sebuah konsep abstrak. Indonesia merupakan sebuah ide yang dibentuk oleh para founding fathers guna mempersatukan wilayah-wilayah nusantara ke dalam ikatan nasional yang lebih besar secara politik. Tatkala seseorang mempelajari budaya Sekaten di Keraton Yogyakarta, dapat saja dikatakan bahwa ia tengah mempelajari budaya Indonesia. Atau, dikala seorang peneliti mempelajari budaya pemeliharaan tanaman hutan pada Suku Kubu di Jambi, ia juga dikatakan tengah mempelajari budaya Indonesia. Yogyakarta dan Jambi merupakan dua wilayah yang terikat ke dalam sebuah naional yang bernama Indonesia.
     Begitu juga ketika sesorang mengkaji suku sasak di pulau Lombok, itu juga termasuk telah mempelajari budaya Indonesia, karena Lombok merupakan salah satu pulau berpenghuni  yang  berada dalam lingkaran ribuan gugusan kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).











BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Budaya
     Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
     Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

B.     Pengaruh kebudayaan adat sasak
     Kebudayaan masyarakat Sasak Lombok memang tidak bisa dipisahkan dari pengaruh kebudayaan Bali dan Jawa. Hal ini juga dipertegas dengan  latar belakang historis yang menyebutkan bahwa kerajaan Bali pernah berkuasa sekitar tahun 1678 hingga 1849. Dengan memperhatikan rentang waktu yang cukup lama kekuasaan Bali atas Lombok maka tak aneh jika akulturasi dua kebudayaan, yakni penduduk lokal dan Bali melahirkan sebuah kebudayaan baru dalam kehidupan sosial etnis sasak. Contohnya dalam bidang seni tradisional  Cepung, dimana terlihat kedua budaya saling tarik-menarik dan melengkapi satu sama lain. Berdasarkan catatan Van der Kraan, pengaruh luar yang masuk ke dalam kebudayaan Sasak juga berasal dari Jawa. Hal ini ditandai dengan masuknya agama Islam dalam sistem kepercayaan kehidupan masyarakatnya.
C.    Komponen – komponen budaya adat sasak
     Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :



1)      Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
1.      Senjata khas Lombok

a.      Kelewang
  Kini gilir tampil pedang khas tentara khusus kerajaan Lombok era dahula. Kisaran tahun penciptaan berkisar rentang 1700 – 1800 Masehi. Sebagaimana diungkap dalam buku “Keris Lombok” karangan Bapak Ir. Lalu Djelenga. Masyarakat umum di Lombok lebih sering menyebut Klewang. Julukan yang hampir sama bagi semua jenis pedang. Pasukan tentara kerap menyandang di bagian tubuh-punggung belakang. Bentuk bilah besi terhunus dengan lengkungan khas. Ujung mata pedang meruncing pada sisi bilah bagian yang tajam. Pamor pada pangkal bilah sangat kontras dengan tera motif yang kian tampil cantik. Terutama pada bagian tengah bilah hingga ujung. Rentang panjang bilah capai 50 cm.
     Warangka terbuat dari kayu hitam. Tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok, bersanding kayu Berora Pelet. Sedikit memberi kesan tegas dan garang. Namun masih bernuansa estetis dengan tambahan asesoris, segmen bungkus lempeng perak dan kuningan. Ukiran motif minimalis hanya terdapat pada bagian hulu warangka.
     Bagian handel. Terbuat dari bahan tanduk yang di-ukir dengan motif khas Lombok. Diperindah lagi dengan pembungkus berbahan perak. Sedikit lebih tebal dibanding lempengan pada warangka. Dibuat hingga menutup dataran pangkal tancap bilah. Berfungsi lingkar selut.



b.      Pemaje
 Pemaje bukan kategori senjata tajam. Sekedar sebagai alat pendukung keperluan rutinitas harian. Bukan fungsi tikam layaknya keris maupun belati khas tradisional lainnya. Tapi keberadaan-nya sebagai benda etnografi khas Lombok turut mewarnai khazanah ikonik budaya. Seperti pernyataan tidak resmi, referensi artikel di salah satu media. Ungkap seorang tokoh lokal menyebut dengan kelakar ringan. Pemaje adalah sekedar alat cungkil 'duri' yang menyusup di jari kaki. Pada pelaksanaan upacara adat sasak, kadang pemaje juga tampil sebagai asesoris wajib sandang. Cuma tidak seperti penempatan keris yang disematkan pada pinggang belakang. Pemaje kerap di sisipkan pada posisi depan perut. Rada miring terselip di ikat pinggang depan kain busana adat. Bisa ber-bilah tunggal maupun ganda (dual bahkan triple) dalam satu penampilan cover warangka. Secara umum tipe hulumodel kecil, kurus-lurus. Lancip tumpul pada ujung hulu. Melebih ukuran satu genggam telapak. Bilah hanya pada salah satu asah miring tajam, sementara penampang sisi bilah lain sengaja dibikin datar. Antara bilah dan hulu terpasang semacam selut, pembungkus pangkal hulu. Warangka bisa terbuat dari berbagai pilihan bahan kayu, juga tanduk. Bisa polos maupun bermotif ukir. Khusus kayu, jenis khas yang dipakai hulu kerap pakai Berora Pelet. Temuan lain biasanya kayu Kemuning. Hal yang tidak "lumrah" sebenarnya. Namun sisi strata tampilan , kemuning cukup bagus sebagai penambah aura estetis. Terlebih berhias pendok material logam. Kian percantik performa. Berikut ada beberapa paritas contoh pemaje yang sempat terdokumentasi-kan.
2.      Rumah adat khas Lombok
     Salah satu bentuk dari bukti kebudayaan Sasak adalah bentuk bangunan rumah adatnya. Rumah bukan sekadar tempat hunian yang multifungsi, melainkan juga punya nilai estetika dan pesan-pesan filosofi bagi penghuninya, baik arsitektur maupun tata ruangnya. Rumah adat Sasak pada bagian atapnya berbentuk seperti gunungan, menukik ke bawah dengan jarak sekitar 1,5-2 meter dari permukaan tanah. Atap dan bubungannya (bungus) terbuat dari alang-alang, dindingnya dari anyaman bambu, hanya mempunyai satu berukuran kecil dan tidak ada jendelanya. Ruangannya (rong) dibagi menjadi inan bale (ruang induk) yang meliputi bale luar (ruang tidur) dan bale dalem berupa tempat menyimpan harta benda, ruang ibu melahirkan sekaligus ruang disemayamkannya jenazah sebelum dimakamkan.
     Ruangan bale dalem dilengkapi amben, dapur, dan sempare (tempat menyimpan makanan dan peralatan rumah tangga lainnya) terbuat dari bambu ukuran 2 x 2 meter persegi atau bisa empat persegi panjang. Selain itu ada sesangkok (ruang tamu) dan pintu masuk dengan sistem geser. Di antara bale luar dan bale dalem ada pintu dan tangga (tiga anak tangga) dan lantainya berupa campuran tanah dengan kotoran kerbau atau kuda, getah, dan abu jerami. Undak-undak (tangga), digunakan sebagai penghubung antara bale luar dan bale dalem.
3.      Tarian Khas Lombok
a.      peresean
 Seni peresean ini menunjukkan ketangkasan, kedigdadayaan seorang pepadu / jawara, kesenian ini dilatar belakangi oleh pelampiasan rasa emosional para Raja dimasa lampau ketika menerima mendapat kemenangan dalam perang tanding melawan musuh-musuh Kerajaan, disamping itu para pepadu (pemain /pelaku ) pada peresean ini mereka menguji ketangkasan,ketangguhan dan kepawaian dalam bertanding.
     Adapun alat yang dipakai dalam Peresean ini antara lain sebagai berikut : Masing-masing pepadu/pemain yang akan bertanding membawa sebuah periai (ende) dipegang dengan tangan sebelah, dan disebelah lagi memegang alat pukul yang terbuat dari sebilah rotan, dalam pertanding ini dipimpin oleh seorang wasit ( Pekembar ), pekembar ini ada dua macam. Ada pekembar sedi / pinggir ini akan menanding pasangan bertarung, sedangkan pekembar tengaq akan memimpin pertandingan, pada umumnya para pepadu yang bertarung oleh pekembar mempunyai awiq-awig dengan menggunakan sistem ronde atau tarungan, masing-masing pasangan bertarung selama lima ronde, yang akhir ronde / tarungan tersebut ditandai dengan suara pluit yang ditiup oleh pekembar tengaq ( yang memimpin pertandingan ).

b.      Tari Oncer
     Kata Oncer berasal dari kata “Ngoncer” yang artinya berenang. Tari ini dinamakan demikian karena gerakan pokok tarian ini diambil dari gerakan ikan sepat yang berenang. Dalam bahasa Sasak disebut pepait ngoncer (ikan sepat berenang).
     Tari oncer adalah ciptaan Lalu Muhammad Tahir dari desa Puyung Lombok Tengah pada tahun 1960. Tarian Oncer ini merupakan tarian bersama yang terdiri atas tiga kelompok, yaitu enam atau delapan orang pembawa kenceng disebut penari kenceng, dua orang pembawa gendang disebut penari gendang, dan satu orang pembawa petuk disebut penari petuk. Masing-masing kelompok membawakan gerakannya sendiri-sendiri
c.       Tari Jangger
     Kesenian tari jangger ini masih dipertahankan sebagai tontonan yang biasanya dipentaskan pada acara perkawinan, sunatan, ulang tahun dan Iain-lain. Kesenian ini merupakan tarian yang dilakukan oleh perempuan yang melantunkan tembang-tembang yang di iringi oleh musik gamelan Lombok.
     Kesenian tari  jangger ini sekarang pementasannya tidak hanya dilakukan pada acara tertentu saja melainkan sudah masuk dalam agenda yang dilakukan di kantor-kantor atau hotel-hotel dalam rangka menghibur para tamu.

4.      Kerajinan Tembikar
Salah satu kerajinan yang berasal dari LOmbok (sasak) adalah "Tembikar". Kerajinan yang terbuat dari tanah ini dapat menghasilkan berbagai model dan bentuk yang indah dan cantik. Ada tiga daerah yang menjadi pusat pembuatan tembikar di LOmbok,di antaranya adalah " banyumulek,masbagik timur dan penujak.
5.      Kerajinan Tenun
Selain karena keindahannya, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), juga terkenal karena produksi kain tenunnya. Seperti di Desa Sukarara, Lombok Tengah, adalah salah satu tempat produksi kain tenun secara manual. kain tenun atau dikenal dengan kain songket adalah ciri khas dari Pulau Lombok. Kain songket merupakan kain tenunan yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi, terkadang juga ada yang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam.

6.      Alat transportasi Pulau Lombok
Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok, secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di pulau Jawa Perbedaan utamanya dengan delman atau andong adalah alih-alih menggunakan roda kayu, cidomo menggunakan roda mobil bekas sebagai rodanya. Sampai saat ini alat transportasi ini masih menjadi sarana utama transportasi terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau oleh angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar.
     Cidomo merupakan singkatan dari cikar, dokar, dan mobil (Montor dalam bahasa Sasak). Asal-muasal cidomo sendiri kurang tau persis sejak kapan ada di pulau lombok, Kendaraan ini bermula dari alat transportasi tradisonal yang bernama Cikar atau biasa diketahui sebagai kendaraan tradisonal yang ditarik oleh kudakan tapi di khusus kan untuk mengangkut barang bukan penumpang.
     Dokar sendiri merupakan alat transportasi tradisonal yang ditarik oleh kuda tetapi di khususkan digunakan untuk mengangkut penumpang. Dokar banyak juga ditemukan dibeberapa daerah di indonesi nama lain dari dokar di beberapa daerah adalah Delman.
     Tapi yang membuat Cidomo ini begitu unik adalah karna penggunaaan Ban Mobil sebagai Roda, seperti yang kita ketahui delman atau dokar menggunakan roda dari bahan kayu. Pada zaman dulu juga dokar yang ada di pulau lombok menggunakan roda dari kayu yang didisain khusus sesuai dengan kondisi dokar tersebut.


7.      Upacara Khas Sasak
a.      merariq
Membicarakan pernikahan Sasak, tidak bisa tidak membicarakan merarik, yaitu melarikan anak gadis untuk dijadikan istri. Merarik sebagai ritual memulai perkawinan merupakan fenomena yang sangat unik, dan mungkin hanya dapat ditemui di masyarakat Sasak. Begitu mendarah dagingnya tradisi ini dalam masyarakat, sehingga apabila ada orang yang ingin mengetahui status pernikahan seseorang, orang tersebut cukup bertanya apakah yang bersangkutan telah merarik atau belum. Tulisan Bartholomen di atas secara jelas menunjukkan bahwa merarik merupakan hal yang sangat penting dalam perkawinan Sasak. Bahkan, meminta anak perempuan secara langsung kepada ayahnya untuk dinikahi tidak ada bedanya dengan meminta seekor ayam. Tradisi khas Sasak Lombok yang juga ditampilkan dalam pawai budaya adalah Nyongkolan. Merupakan prosesi yang dilakukan oleh sepasang pengantin usai upacara perkawinan. Dengan mengenakan busana adat yang khas, pengantin dan keluarga yang ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat atau pemuka adat beserta sanak saudara, berjalan keliling desa. Tradisi ini juga merupakan sebuah bentuk “pengumuman” bahwa pasangan tersebut sudah resmi menikah. Hingga saat ini, Nyongkolan masih tetap berlangsung dan kerap menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan di Lombok.
b.      Ruah Segare
Ruah Segare merupakan suatu tradisi masyarakat pesisir pantai selatan kabupaten Lombok Tengah dengan melaksanakan upacara selamatan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas berkah yang berasal dari lautan dan sekaligus sebagai upacara tolak bala atau mohon keselamatan bagi masyarakat pesisir dimana laut sebagai lahan mata pencaharian mereka.
c.       Upacara Perang Topat
Upacara Perang Topat adalah salah satu upacara yang dilakukan oleh orang Sasak. Perang Topat adalah upacara ritual sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada tuhan atas kemakmuran berupa tanah yang subur, banyak hujan. Upacara Perang Topat ditampilkan di Taman Lingsar oleh Masyarakat Hindu, Masyarakat Sasak dengan saling melemparkan Topat (Ketupat).
     Upacara ini berlangsung setelah selesai “Pedande” memuja yaitu selama periode “Rokok Kembang Waru” sekitar pukul 17.30. Perang Topat dilaksanakan setiap tahun pada saat purnama ke 6 menurut Kalender Sasak atau sekitar Bulan Nopember –Desember.
     Sebelum Perang Topat dimulai Kebon Odek dikeluarkan dari Kemaliq yang terdapat di Pura Lingsar Kecamatan Narmada yang bertujuan untuk menjemput Pesajik (sesajen) kemudian dikelilingi sebanyak 3 kali di Kemaliq lalu di upacarakan. Sesudah upacara Pujawali, dilakukan acara Perang Topat.
d.      Bau Nyale
     Upacara tahunan khas Sasak antara Februari-Maret di dipesisir pantai selatan Pulau Lombok tepatnya di Pantai Kute, Seger, A’an di Lombok Tengah dan Pantai Kaliantan, Ekas dan Jero Waru di Lombok Timur. Menurut legenda, Nyale atau cacing laut merupakan reinkarnasi dari Putri Mandalika yaitu seorang Putri yang cantik dan berbudi luhur. Ia menceburkan dirinya ke laut karena tidak ingin mengecewakan para pangeran yang memperebutkannya.
     Kemunculannya di pantai selatan Pulau Lombok hanya terjadi sekali setahun ditandai dengan keajaiban alam sebagai suatu karunia Tuhan kepada hambanya. Bagi masyarakat Lombok Selatan banyaknya Nyale yang muncul merupakan karunia Tuhan sebagai tanda akan mendapatkan hasil panen yang baik

e.       Rebo Bontong
     Rebo Bontong (Rebo: Rabu, Bontong: akhir) disebut juga Mandi Safar  oleh daerah lainnya. Sebagaimana namanya, upacara ini dilakukan hari Rabu bulan Safar dalam kalender Islam. Ritual ini berupa mandi bersama di tempat tertentu misalnya di Sungai Jangkuk (Dasan Agung, Kota Mataram), Pantai Tanjung Menangis (Pringgabaya, Lombok Timur), dan di Desa Kuranji (Labuapi, Lombok Barat).
     Mandi, merupakan simbol penyucian dalam ritual upacara Rebo Bontong. Dalam pelaksanaannya, serangkaian doa dipanjatkan di hari pelaksanaan upacara. Pemuka agama, kepala suku, dan orang yang mengikuti ritual ini mengantar sesaji berupa ketan, telur, pisang, dan hasil tani lainnya ke laut, sebagai simbol permintaan kepada Tuhan untuk memohon perlindungan dari bencana.
8.      Alat Musik
a.      Gendang Beleq
     Gendang Beleq adalah salah satu diantara beragamnya seni budaya tradisional lombok dalam bentuk seni kreatif dengan musik dan tari tradisional yang menggunakan alat –alat musik pentatonic tradisional lombok yang berupa gendang besar dan seperangkat alat musik pukul, seni musik dan tari tradisional .
     Gendang Beleq pada awalnya adalah merupakan jenis ritual yang di gunakan untuk mengantar para prajurit yang akan pergi ke medan laga. Seiring dengan bergulirnya waktu dan pergantian generasi , maka fungsi tersebut bergerak dinamis. Sehingga saat ini tampilannya digunakan untuk penyambutan para tamu dan kelengkapan upacara / acara- acara budaya adat sasak.
b.      Slober
     Kesenian slober adalah salah satu jenis musik tradisional Lombok yang tergolong cukup tua, alat-alat musik nya sangat unik dan sederhana yang terbuat dari pelepah enau yang panjang nya 1 jengkal dan lebar 3 cm.
     Kesenian slober didukung juga dengan peralatan lainnya yaitu gendang, petuk, rincik, gambus, seruling. Nama kesenian slober diambil dari salah seorang warga desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela yang bernama Amaq Asih alias Amaq Slober. Kesenian ini salah satu kesenian yang masih eksis sampai saat ini yang biasanya dimainkan pada setiap bulan purnama.

2)    Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng dan cerita rakyat
3)      Budaya intelektual
     Intelektual/ cendilkiawan adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, menggagas dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
Secara umum, terdapat 3 pengertian modern untuk istilah “intelektual” yaitu :
·         Mereka yang amat terlibat dalam idea – idea dan buku – buku
·         Mereka yang mempunyai keahlian dalam budaya dan seni yang memberiakan mereka kewibawaan dan kemudian mempergunakan kewibawaan itu untuk mendiskusikan perkara – perkara yang terjadi dikalangan masyarakat
·         Dalam segi marxisme, mereka yang tergolong dalam kelas dosen, guru, pengacara, wartawan dan sebagainya.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
     Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa daerah Nusa Tenggara Barat memiliki beraneka ragam kebudayaan, baik kebudayaan material, maupun nonmaterial.
     Oleh karena itu sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengetahui tentang kebudayaan daerah ini. Semoga suku budaya di daerah Nusa Tengggara Barat ini tidak pudar.

B.     Saran
     Seharusnya pemerintah Nusa Tenggara Barat dan setiap masyarakatnya ikut berperan aktif dalam menjaga kebudayaan daerahnya sendiri sebelum diakui oleh negara lain.


















DAFTAR PUSTAKA

·         http://mariyunproperty.com/index.php/en/info/item/mengenal-budaya-sasak-lombok
·         http://forumkomunikasimahasiswalombok-diy.blogspot.com/2013/04/pulau-lombok-dan-suku-sasak.html


·         Khaerul Anwar. “Semangat Seni Tradisi Di Lombok Bangkit Lagi”http://www.melayuonline.com. diakses pada 22 November 20011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Pendidikan Multikultural

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Praktek kekerasan yang mengatasnamakan agama, dari fundamentalisme, radikalisme, hingga terorisme, akhir-akhir ini semakin marak di tanah air. Kesatuan dan persatuan bangsa saat ini sedang diuji eksistensinya. Berbagai indikator yang memperlihatkan adanya tanda-tanda perpecahan bangsa, dengan transparan mudah kita baca. Konflik di Ambon, Papua, maupun Poso. Bila kita amati, agama seharusnya dapat menjadi pendorong bagi umat manusia untuk selalu menegakkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh umat di bumi ini. Namun, realitanya agama justru menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan dan kehancuran umat manusia.  Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya preventif agar masalah pertentangan agama tidak akan terulang lagi di masa yang akan datang. Pada sisi yang lain, Kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural baik dari aspek suku, ras, agama serta status sosial memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap pe

Apresiasi Sastra Anak

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di era glob alisasi ini, tentunya kita tahu bahwa teknologi berkembang dengan pesat seiring dengan berkembangnya jaman. Berbagai peralatan yang canggih pun, sekarang sudah tidak sulit untuk didapatkan. Berbagai media hiburan modern seperti televisi, radio, komputer, dan lain sebagainya kini dirasa lebih menarik perhatian daripada hiburan tradisional. Buktinya, di jaman sekarang, anak-anak lebih banyak yang senang memainkan game online dengan laptop dan kebanyakan anak jaman sekarang sudah tidak mengenal permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak pada jaman dahulu. Apalagi, pada jaman sekarang kebanyakan anak sudah memiliki gadget sehingga anak cenderung malas untuk belajar dan lebih memilih bermain game.Tentu saja hal ini akan berakibat pada perkembangan potensi anak yang kurang maksimal sehingga prestasi belajar anak pun kurang memuaskan.Memang dengan adanya perkembangan teknologi saat ini tentunya dapat meningkatkan pen

ADHD dan Tunalaras

ADHD dan Tunalaras A.     Pengertian ADHD ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder, (Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dari attention deficit disorder yang berarti gangguan pemusatan perhatian. Pada saat ditambahkan 'hiperactivity /hiper-aktif’ penulisan istilahnya menjadi beragam. Ada yang ditulis ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Tetapi, sebenarnya dari tiga jenis penulisan istilah itu, maksudnya sama. Istilah ini merupakan istilah yang sering muncul pada dunia medis yang belakangan ini gencar pula diperbincangkan dalam dunia pendidikan dan psikologi. lstilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, m