Langsung ke konten utama

Pesusahaan Dan Perubahan Lingkungan Sekitar

PERUSAHAAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN SEKITAR
Perusahaan sebagai suatu sistem terbuka berada dalam sebuah lingkungan. Perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan memerlukan perhatian dari manajer karena bisa memberikan dampak yang besar bagi perkembangan perusahaan. Kegiatan perusahaan akan merubah lingkungan, dan juga sebaliknya, lingkungan akan mendorong perubahan pada perusahaan. Oleh karena itu, manajer harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan tempat mereka dan perusahaan mereka berkiprah.
Menurut Michael Beer dalam bukunya berjudul “Breaking the Code of Change”(Penerbit President and Fellow of Harvard College, USA, 2002), berubah itu adalah memilih tindakan yang berbeda dari sebelumnya, dan perbedaan itulah yang menghasilkan suatu perubahan. Jika pilihan hasilnya sama dengan dari yang sebelumnya, berarti akan memperkuat statusquo yang ada.
Menurut Winardi, perubahan perusahaan adalah tindakan beralihnya suatu perusahaan dari kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi masa yang akan datang menurut yang diinginkan guna meningkatkan efektivitasnya. Sedangkan menurut Anne Maria, perubahan perusahaan adalah suatu tindakan menyusun kembali komponen-komponen perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.
Mengingat begitu pentingnya perubahan dalam lingkungan yang bergerak cepat, sudah saatnya perusahaan tidak menunda perubahan, karena penundaan berarti akan menghadapkan perusahaan pada proses kemunduran.
     Menurut Kurt Lewin dan Schein, dalam buku karyanya berjudul “Field Theory in Social Science” (Penerbit Harper & Row, New York, 1951), perubahan yang sukses dalam perusahaan hendaknya mengikuti empat langkah, yakni
1.      Keinginan untuk berubah (desire of change), dimana sebelum perubahan terjadi setiap individu harus merasakan suatu kebutuhan, dapat berupa kekurangan-kekurangan maupun ketidakpuasan selama ini, serta adanya keinginan untuk meningkatkan diri;
2.      Pencairan (unfreezing) yang mencakup pemberian dorongan, bujukan, melalui pendekatan-pendekatan dengan mengurangi ancaman-ancaman maupun penolakan, sehingga setiap individu siap untuk berubah;
3.      Merubah (changing) yang meliputi pemberian perubahan pada setiap individu melalui pembelajaran baru pada sikap mereka, dengan cara para pekerja diberi informasi baru, model perilaku baru, dan cara baru dalam melihat sesuatu, sehingga pekerja belajar dengan sikap baru;
4.      Memantapkan (refreezing) perubahan baru untuk membuat jadi permanen.
Perubahan teknis sangat diperlukan dalam perusahaan guna menjalankan sistem pengaturan kerja yang lebih efektif. Peran manajer disini sangatlah penting, karena manajer harus peka dan menyadari akan adanya perubahan sistem teknis, sehingga tidak mengganggu sistem lainnya.
Manajemen Mutu Total adalah cara baru untuk meningkatkan kualitas barang dan jasa. Walaupun proses yang dilakukan lambat tetapi perubahan ini berjalan dengan stabil, dan secara perlahan akan dapat merubah suatu perusahaan menjadi model bisnis yang berbeda.
Rekayasa ulang merupakan bagian dari perubahan, dimana dalam penerapannya masing-masing memiliki perbedaan antara pemimpin dengan manajer. Pemimpin lebih senang dengan melakukan komunikasi tentang kebutuhan visi kedepan untuk perusahaan, sedangkan manajer lebih cenderung kepada aspek-aspek formal.
Rekstrukturisasi pasti dialami dalam setiap perusahaan, tinggal bagaimana perusahaan tersebut melihat kelompok-kelompok mana yang selalu memberikan profit dan kelompok mana yang tidak dapat memberikan profit terhadap perusahaan, sehingga dalam melakukan perampingan akan memberikan dampak yang positif terhadap perusahaan.
Setiap perusahaan pasti melakukan perubahan dalam menjalankan perusahaannya, perubahan terhadap teknis/sistem, perubahan terhadap rekayasa ulang, perubahan terhadap manajemen, dan juga perubahan dalam struktur perusahaan. Masing-masing perubahan mempunyai dampak yang berbeda-beda bagi perusahaan yang ada. Tergantung dari bagaimana kesiapan pemimpin, manajer dan para pekerja menyambut perubahan yang ada.
Persaingan Ekonomi Global yang berkembang saat ini, akan mendorong para pelaku ekonomi untuk melakukan strategi untuk pendapatkan peluang bisnis. Banyak para pelaku bisnis merubah bentuk bisnisnya sesuai dengan peluang bisnis yang sedang berkembang saat ini. Perubahan memang tidak bisa dihindari, tuntutan perubahan harus dilakukan agar perusahaan dapat bersaing dalam dunia bisnis. Perubahan perusahaan bisnis akan berdampak positif jika dikelola dengan manajemen yang baik, yaitu dengan menerapkan inovasi teknologi dan menempatan tenaga kerja yang sesuai dengan keahliannya.
Banyak orang dapat mengingat berbagai situasi saat mengalami perubahan di tempat pekerjaan mereka. Apakah itu perubahan sistem perangkat lunak dalam bekerja, pemindahan lokasi kantor atau penyesuaian atas sistem manajemen baru.
Jangan khawatir, Anda tidak sendiri. Intinya, perubahan adalah hal yang tak bisa dihindari. Saat gejolak ekonomi terjadi, orang mendapati bahwa perubahan yang mereka alami semakin banyak.
Pemecatan yang tidak diharapkan, pemotongan anggaran yang drastis dan tiba-tiba langsung dilimpahkan penambahan tanggung jawab, semuanya itu kini menjadi hal yang lazim terjadi di masa krisis ekonomi sekarang ini.
Beberapa pegawai ada yang memutuskan untuk berhenti tak lama setelah banyak perubahan itu terjadi karena bagi mereka tak tahan menghadapi kefrustasian dan kecemasan dalam menyesuaikan situasi baru yang kelihatannya lebih sulit.
“Saat perusahaan Anda melakukan perubahan dan terdapat ancaman atau hak yang dihilangkan, reaksi refleknya adalah penyangkalan. Anda mungkin bilang pada diri sendiri, hal tersebut tak mungkin terjadi atau itu tidak akan mempengaruhi. Sayangnya, melawan perubahan tidak akan menghentikan perubahan itu, dan bahkan mungkin dapat mempertaruhkan posisi kita sendiri,” kata Sandra Naiman, penulis buku“The High Achiever’s Secret Codebook”.
“Kita sering menolak perubahan karena kita takut berbagai kebutuhan penting kita tidak terpenuhi”, kata Sandra Naiman dalam buku karyanya berjudul “The High Achiever’s Secret Codebook”. Naiman melatih kliennya untuk mengidentifikasi kehilangan apa yang mereka rasakan. “Dalam merespon perubahan, ada yang merasa takut kehilangan kontrol, sementara yang lain ada yang merasa terancam kehilangan status,” kata Naiman. “Saat seseorang mengerti sumber penghalang itu, mereka akan lebih mudah mengatasinya dan secara proaktif melangkah ke depan”, ujarnya.
Dalam bukunya, Naiman menjelaskan aturan tidak tertulis agar sukses dalam pekerjaan. Menurutnya, menyambut dan menjalankan perubahan adalah kunci untuk menjadi profesional yang bernilai dan berharga. Daripada menjadi takut atau melawan perubahan, untuk merespon perubahan secara positif, Naiman menganjurkan beberapa strategi di bawah ini:
1.      Artikan dan akui apa yang sudah berakhir dan apa yang belum. Hargai perasaan kehilangan tersebut. Hadapi semua itu dan jangan menyangkal emosi apa pun yang mungkin muncul. Pada saat yang sama, identifikasi juga apa yang tidak berubah.
2.      Lihat hal positif yang mungkin tidak kelihatan kasat mata saat ini. Tidak peduli bagaimana buruknya perubahan, masih ada banyak kesempatan yang tersedia jika orang mau terbuka untuk melihatnya. Identifikasi hal-hal positif dalam diri Anda dan perusahaan tempat Anda bekerja, dan tetapkan fokus Anda.
3.      Lompat masuk ke gerbong perubahan itu lebih awal. Saat perubahan itu tidak bisa terhindarkan, orang bisa memilih untuk menerima atau menolaknya. Apapun yang mereka pilih, perubahan tetap terjadi. Mereka yang bisa bergerak cepat akan mendapat perhatian dan diingat, dan juga mereka yang banyak mengeluh dan menyuarakan perlawanan.
4.      Perlengkapi diri dengan keahlian dan pengetahuan baru untuk mengubah situasi sulit. Dukung juga teman kantor Anda dengan bantu menggali potensi mereka yang dapat mereka raih dari perubahan.
5.      Berbagi dengan kolega. Bisa berbagi dengan teman kantor untuk membalikkan perubahan menjadi kesempatan baru yang akan menguatkan diri kita sendiri juga. Teman Anda dan bahkan pihak manajemen akan melihat hal itu dan menghargai usaha Anda.
Naiman mengingatkan, Anda akan kehilangan kredibilitas jika Anda justru dianggap salah membaca situasi, atau lebih parah, dianggap tidak benar dalam merespon perubahan. Ingat, bagaimanapun perubahan tidak bisa dielakkan. Lakukan yang terbaik yang Anda bisa kerjakan dan bantu orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Ada dua hal yang baik dilakukan dalam pendekatan perubahan, yakni pertama,creative destruction, atau menghancurkan dan mengganti dengan mengurangi pekerja, merombak struktur, akulturasi kembali seluruh tenaga kerja, atau menggantikan jaringan sosial dengan jaringan komputer. Kedua, creative recombination; atau mencabut apa yang sudah dimiliki dan mengombinasikan kembali dalam bentuk baru agar lebih berhasil, (Abrahamson, 2004:xii).
Ada dua macam pendekatan utama untuk manajemen perubahan, tergantung pada kondisi lingkungan yang dihadapi, yakni Perubahan Terencana dan Pendekatan Darurat. Untuk melakukan Pendekatan Terencana perlu melewati empat fase, yaitu
1)      Fase eksplorasi; dimana tiap perusahaan berusaha menggali dan memutuskan apakah akan membuat perubahan spesifik atau tidak
2)      Fase perencanaan; menyangkut pemahaman masalah dan cara tiap perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam melakukan perubahan,
3)      Fase tindakan; tiap perusahaan mulai mengimplementasikan perencanaan perubahannya berdasarkan keadaan sekarang dan keadaan akan datang, serta menciptakan peraturan yang tepat dan mengevaluasi hasil implementasi tersebut, dan
4)      Fase integrasi; berkaitan dengan konsolidasi dan stabilisasi perubahan setelah sukses diimplemenasikan, berkaitan dengan penguatan prilaku serta feedback individu.
Sedangkan pada Pendekatan Darurat, menekankan pada lima gambaran perusahaan yang dapat mengembangkan atau menghalangi keberhasilan perusahaan.
      Perubahan menyangkut seluruh bagian yang ada di dalamnya, baik secara organisasinonal maupun teknologikal. Dalam melakukan perubahan tersebut, diperlukan adanya sikap mental dari seluruh anggota perusahaan, agar perubahan yang terjadi dapat mencapai tujuannya, yaitu mendapatkan keuntungan yang lebih besar, bertahan di dalam perubahan lingkungan yang semakin cepat, dan memenangkan persaingan di antara kompetitor-kompetitor lain. Tanpa didukung dengan sikap mental yang sesuai, perubahan menjadi tidak terkontrol, dan justru menimbulkan masalah dan kekacauan dalam perusahaan.
     Untuk mendukung adanya perubahan yang terkontrol dalam perusahaan, diperlukan adanya seorang change leader, yaitu seorang pemimpin yang berperan dalam membentuk sikap mental seluruh anggota perusahaan untuk melakukan perubahan. Salah satu tanggung jawab utama seorang change leader dalam hal ini adalah mengatur segala kegiatan perusahaan, dan menentukan langkah-langkah tindakan yang harus dilakukan dalam melaksanakan perubahan. Change leader juga harus dapat memastikan bahwa sumber daya yang ada telah cukup tersedia untuk mendukung perubahan dalam perusahaan.
       Sebagai pemimpin berjalannya suatu perubahan, change leader adalah orang yang paling berperan dalam melakukan kontrol terhadap munculnya kekacauan dan masalah-masalah yang muncul akibat adanya perubahan dalam perusahaan. Oleh karena itu, change leader yang efektif adalah pemimpin yang dapat menerjemahkan ide-ide baru menjadi produk barang dan jasa yang inovatif, mengalokasikan sumber daya dengan tepat dalam pelaksanaan perubahan, serta dapat mengatasi setiap permasalahan yang muncul dalam perubahan tersebut. Sikap dan tindakan change leader sangat menentukan, apakah perubahan dalam perusahaan dapat berjalan produktif, atau justru destruktif.
      Untuk dapat menghasilkan perubahan yang produktif, hal pertama yang harus dilakukan change leader adalah mempersiapkan perusahaannya untuk melakukan perubahan. Dalam hal ini, change leader harus memberikan pemahaman kepada seluruh anggota perusahaan mengenai perubahan yang dilaksanakan, serta memberikan motivasi pada mereka untuk melaksanakan perubahan secara konsisten. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, change leader harus memahami cara berkomunikasi yang baik, agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh setiap anggota perusahaan.
      Setelah melakukan persiapan tersebut, maka langkah selanjutnya adalahmembuat perencanaan pelaksanaan perubahan. Meskipun harus disadari bahwa di dalam perubahan juga terdapat beberapa hal yang mungkin tidak dapat direncanakan sebelumnya, namun perencanaan tetap menjadi hal penting, terkait dengan upaya-upaya dalam mencapai tujuannya. Perencanaan tersebut dapat dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini :
1.      Secara khusus, apa yang akan kita lakukan perubahan? Dan mengapa kita melakukan perubahan tersebut?
2.      Dimana starting point nya? Kita harus mulai dari mana?
3.      Apakah kita telah merencanakan petunjuk perubahan yang layak untuk digunakan?
4.      Bagian penting apa dari perusahaan yang akan dilakukan perubahan, dan apakah perubahan dapat benar-benar terjadi dari upaya-upaya yang kita lakukan?
Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah target dan rencana perubahan, dimana change leader harus memastikan bahwa perubahan yang direncanakan harus dapat dilaksanakan, dan dapat dimungkinkan untuk dilakukan. Change leaderjuga harus memahami bahwa setiap perencanaan membutuhkan revisi, terutama dalam melakukan sebuah perubahan. Revisi terhadap perencanaan dapat dilakukan, dengan memperhatikan setiap tahap perkembangan perubahan tersebut.
Selanjutnya, change leader harus dapat memilih orang-orang yang tepat untuk menjadi change-team, yaitu tim yang dibentuk untuk bertanggung jawab terhadap perubahan perilaku setiap individu di dalam perusahaan. Change-team tersebut harus dapat memenuhi 6 fungsi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan perubahan, yaitu :
1)      Inventor, yang mengintegrasikan data-data untuk menghasilkan konsep, model, dan rencana-rencana perubahan dalam perusahaan
2)      Entrepreneur, yang berfokus pada efisiensi dan efektivitas perusahaan, serta mencari kesempatan dan keuntungan yang lebih besar untuk perusahaan
3)      Integrator, yang mengupayakan adanya dukungan personal dari anggota perusahaan terhadap setiap program perubahan, serta mengkaitkan setiap rencana kerja dengan rencana strategis perusahaanonal
4)      Expert, yang bertanggung jawab atas kemampuan dan pengetahuan teknis yang dibutuhkan dalam pelaksanaan perubahan
5)      Manager, yang mendelegasikan dan mengembangkan orang lain, serta memastikan bahwa semua pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik
6)      Sponsor, yang memastikan bahwa support dan sumber daya yang ada telah maksimal dalam mendukung pelaksanaan perubahan, dan secara keseluruhan telah sesuai dengan visi perusahaan.
Fungsi change leader selanjutnya adalah melakukan fungsi kontrol dalam implementasinya, yaitu memastikan bahwa pelaksanaan tujuan telah dapat memenuhi tujuannya. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan oleh seorang change leader adalah memastikan beberapa hal berikut ini :
1.      Apakah setiap upaya perubahan telah dapat diterima dengan baik oleh setiap anggota perusahaan
2.      Apakah setiap program perubahan telah dilaksanakan sesuai jadwal
3.      Apakah biaya yang dikeluarkan telah sesuai dengan budget
4.      Apakah setiap perubahan yang tampak telah sesuai dengan sistem yang telah direncanakan sebelumnya
Terkait dengan jadwal dan perencanaan, dimungkinkan terjadinya ketidaksesuaian antara pelaksanaan perubahan dengan jadwal dan rencana yang ditetapkan sebelumnya. Menghadapi hal tersebut, perlu adanya analisa dan evaluasi, sehingga dapat dilakukan untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan selanjutnya.

Mengapa Perusahaan Harus Tanggap Terhadap Terhadap Perubahan Lingkungan Sekitarnya......???
Seorang manajer harus tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan perusahaannya, baik lingkungan internal maupun eksternal karena perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung dan menimbulkan ketidakpastian bagi para manajer. Sehingga manajer harus memberikan respons dengan sebuah rancangan agar mampu beradaptasi dengan lingkungan dan perusahaan tetap dapat berjalan dan dapat dikendalikan dengan baik. Apabila seorang manajer dapat memahami perubahan tersebut, maka perusahaan akan terjamin keselamatannya. Tetapi, apabila seorang manajer tidak dapat tanggap dan memahami perubahan yang ada, seperti tenaga kerja, pesaing, pelanggan, teknologi, atau dimensi internasioanl, dan lain sebagainya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dan bahkan gulung tikar. Oleh sebab itu, sangat diperlukan seorang manajer yang tanggap akan lingkungannya.
Faktor lingkungan yang berpengaruh langsung dan dianggap penting oleh para manajer adalah pelanggan (customer). Karena pelanggan sebagai penerima hasil keluaran perusahaan atau organisasi dan menentukan keberhasilan perusahaan. Para manajer harus memberikan respons terhadap permintaan pelanggan untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan profit yang lebih besar karena hasil profit merupakan hasil yang paling penting untuk perusahaan. Pendapatan dari pelanggan berpengaruh besar terhadap kegiatan dalam perusahaan. Apabila penjualan lesu, akan mengakibatkan ketidakstabilan dalam perusahaan. Jadi, pelanggan merupakan faktor yang sangat memberi pengaruh terhadap perusahaan.

Perkembangan teknologi memberi pengaruh terhadap lingkungan eksternal yang bersifat makro, sepeti pada ekonomi, hukum dan politik, sosial budaya, dan dimensi internasional. Dalam ekonomi, munculnya teknologi baru meningkatkan jumlah pelanggan (misal: blackberry), sehingga tingkat perekonomian dalam perusahaan atau negera meningkat karena meningkatnya profit hasil penjualan. Dalam hukum dan politik, meningkatnya dunia maya membuat perubahan dalam hukum (misal: pornografi). Munculnya UU baru yang mengatur. Dalam sosial budaya, teknologi membantu komunikasi perusahaan dengan para pelanggan, misalnya saja, dalam mempromosikan barang dagangan dapat melalui jaringan sosial (facebook, blog, twitter), karena minat pelanggan sangat tinggi dalam penggunaan internet saat ini. Dalam dimensi internasional, membantu perusahaan dalam berkomunikasi dengan rekan bisnis yang berada di luar negeri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Pendidikan Multikultural

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Praktek kekerasan yang mengatasnamakan agama, dari fundamentalisme, radikalisme, hingga terorisme, akhir-akhir ini semakin marak di tanah air. Kesatuan dan persatuan bangsa saat ini sedang diuji eksistensinya. Berbagai indikator yang memperlihatkan adanya tanda-tanda perpecahan bangsa, dengan transparan mudah kita baca. Konflik di Ambon, Papua, maupun Poso. Bila kita amati, agama seharusnya dapat menjadi pendorong bagi umat manusia untuk selalu menegakkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh umat di bumi ini. Namun, realitanya agama justru menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan dan kehancuran umat manusia.  Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya preventif agar masalah pertentangan agama tidak akan terulang lagi di masa yang akan datang. Pada sisi yang lain, Kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural baik dari aspek suku, ras, agama serta status sosial memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap pe

Apresiasi Sastra Anak

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di era glob alisasi ini, tentunya kita tahu bahwa teknologi berkembang dengan pesat seiring dengan berkembangnya jaman. Berbagai peralatan yang canggih pun, sekarang sudah tidak sulit untuk didapatkan. Berbagai media hiburan modern seperti televisi, radio, komputer, dan lain sebagainya kini dirasa lebih menarik perhatian daripada hiburan tradisional. Buktinya, di jaman sekarang, anak-anak lebih banyak yang senang memainkan game online dengan laptop dan kebanyakan anak jaman sekarang sudah tidak mengenal permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak pada jaman dahulu. Apalagi, pada jaman sekarang kebanyakan anak sudah memiliki gadget sehingga anak cenderung malas untuk belajar dan lebih memilih bermain game.Tentu saja hal ini akan berakibat pada perkembangan potensi anak yang kurang maksimal sehingga prestasi belajar anak pun kurang memuaskan.Memang dengan adanya perkembangan teknologi saat ini tentunya dapat meningkatkan pen

ADHD dan Tunalaras

ADHD dan Tunalaras A.     Pengertian ADHD ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder, (Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dari attention deficit disorder yang berarti gangguan pemusatan perhatian. Pada saat ditambahkan 'hiperactivity /hiper-aktif’ penulisan istilahnya menjadi beragam. Ada yang ditulis ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Tetapi, sebenarnya dari tiga jenis penulisan istilah itu, maksudnya sama. Istilah ini merupakan istilah yang sering muncul pada dunia medis yang belakangan ini gencar pula diperbincangkan dalam dunia pendidikan dan psikologi. lstilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, m