Langsung ke konten utama

Pengertian Mind Mapping


Mind Mapping atau peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Konsep Mind Mapping diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah Mind Mapping memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain. Berikut contoh gambar Mind Mapping:
Mind Mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan Mind Mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.
Beberapa manfaat memiliki Mind Mapping antara lain (Tony Buzan, 2004: 65):
a.       Merencana
b.      Berkomunikasi
c.       Menjadi Kreatif
d.      Menghemat Waktu
e.       Menyelesaikan Masalah
f.       Memusatkan Perhatian
g.      Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran
h.      Mengingat dengan lebih baik
i.        Belajar Lebih Cepat dan Efisien
j.        Melihat gambar keseluruhan

Buzan mengemukakan, bahwa ”A Mind Map® is powerful graphic technique which provides auniversal key to unlock the potential of the brain. It harnesses the full range of cortical skills – word, image, number, logic, rhythm, colour and spatial awareness – in a single, uniquely powerful manner. In so doing, it give you a freedom to roam the infinite expanses of your brain”.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Peta Pikiran merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka potensi dari seluruh otak, karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan.
Ditegaskan lagi oleh John W. Budd (2003: 23) yang mengungkapkan bahwa A Mind Map is an outline in which the major categories radiate from a central image and lesser categories are portrayed as branches of larger branches, berarti bahwa peta pikiran (mind mapping) merupakan garis besar dari kategori utama dan pikiranpikiran kecil yang digambarkan sebagai cabang dari cabang pikiran yang lebih besar. Dengan peta pikiran daftar informasi yang panjang dapat dialihkaan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal.
Mind mapping digunakan oleh para guru dalam pembelajaran dengan tujuan agar siswa bisa menghasilkan gagasan, mencatat apa yang telah dipelajari atau merencanakan tugas baru. Mind mapping atau peta pikiran membuat siswa untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka rencanakan. Teknik tersebut merupakan suatu strategi yang memanfaatkan keseluruhan otak yang membuat anak mampu membuat catatan yang menyeluruh dalam satu halaman. Dengan menggunakan citra visual dan perangkat grafis lainnya, Mind Mapping atau peta pikiran akan memberikan kesan yang lebih dalam sebab detail-detail teknik ini mudah diingat karena mereka mengikuti pola pikiran otak.
Mind Mapping yang diterapkan dalam pembelajaran didasarkan pada: (1) informasi bisa diorganisir di sekitar tema/topik utama dan pokok-pokok kaitan, (2) informasi yang terkait lebih baik diringkas dan dipadatkan untuk bisa disajikan atau diingat kembali dengan mudah. Berpijak pada pemikiran di atas, otak manusia berfungsi untuk mengatur dan menyimpan informasi. Otak kita sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan.
Mind Mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Mind Mapping ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah (De Porter, 2002 : 155). Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seseorang dalam membuat Mind Mapping agar berhasil dengan baik.
Langkah-langkah tersebut yaitu: (1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, hal yang demikian dilakukan karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. (2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita. (3) Gunakanlah warna, karena bagi otak warna sangat menariknya dengan gambar dan warna membuat Mind Mapping lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan. (4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua ke tingkat pusat dan cabang tingkat tiga ke tingkat dua. Hal ini dimaksudkan karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua atau tiga bahkan empat hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang yang dirinci menjadi ranting-ranting, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat. (5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus karena garis lurus akan membosankan otak dan bisa menarik bagi mata. (6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Mapping. (7) Gunakan gambar seperti gambar sentral karena setiap gambar bermakna seribu kata dan akan lebih menarik.
Adapun prosedur yang dapat diikuti dalam pembelajaran dengan Mind Mapping adalah: (1) sediakan selembar kertas putih kosong dan letakkan mendatar, (2) siapkan juga spidol atau pensil warna (krayon) dan materi yang akan dibahas, (3) tuliskan judul bacaan atau topik yang sedang dipelajari di tengah kertas, (4) siswa mulai Mind Mapping atau peta pikiran dengan membuat sentra gambar, yang menggunakan topik atau gagasan utamanya di tengah kertas, (5) siswa memecah topik menjadi unsur-unsur dan menarik garis yang menggunaan spidol warna untuk tiap sub topik, (6) sediakan waktu yang cukup bagi siswa untuk menyusun Mind Mapping dan mereka bisa melihat karya siswa yang lain guna mendapatkan gagasan yang baru dan selanjutnya bisa dipakai untuk bahan masukan guna menyelesaikan peta pikirannya, (7) sebagai kegiatan akhir, guru memberi waktu pada siswa untuk saling bercerita tentang peta pikiran mereka (Silberman, 2004: 216).
Mind Mapping atau dikenal juga Peta Pikiran adalah tool yang terstruktur dan efektif untuk membantu siswa dan guru mengerjakan proses pengajaran dengan lebih baik. Karena Mind Mapping menstimulasi otak kiri dan otak kanan secara sinergis.
Mind Mapping akan sangat bermanfaat dalam Pembelajaran terutama dalam ketrampilan mencatat dan mengingat, antara lain: a) membantu dengan kemampuan otak untuk berkonsentrasi 10 b) memungkinkan esensi materi menjadi jelas c) secara visual relatif lebih jelas urutan dan informasinya d) membuat sambungan antara ide-ide mudah untuk dilihat e) meningkatkan daya ingat menjadi Long Term Memory f) meningkatkan keyakinan kita dalam kemampuan kita untuk belajar

Peta Pikiran selain meningkatkan keterampilan belajar (Study Skill) juga meningkatkan keterampilan hidup (Life Skill). Dari berbagai macam model pambelajaran IPA, peneliti hanya membatasi penggunaan model Mind Mapping yang divariasi dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi, karena dalam setiap pembelajaran harus diawali penjelasan atau informasi dari guru dalam penyajian atau penyampaian bahan pelajaran. Dari kajian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan hasil belajar adalah dengan menggunakan model Mind Mapping karena dengan model ini proses pembelajaran akan melibatkan siswa dalam kelompok untuk membuat Mind Mapping yang sesuai dengan keinginan siswa. Dengan demikian siswa mudah memahami materi ajar sehingga akan berakibat pada meningkatnya hasil belajar siswa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Pendidikan Multikultural

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Praktek kekerasan yang mengatasnamakan agama, dari fundamentalisme, radikalisme, hingga terorisme, akhir-akhir ini semakin marak di tanah air. Kesatuan dan persatuan bangsa saat ini sedang diuji eksistensinya. Berbagai indikator yang memperlihatkan adanya tanda-tanda perpecahan bangsa, dengan transparan mudah kita baca. Konflik di Ambon, Papua, maupun Poso. Bila kita amati, agama seharusnya dapat menjadi pendorong bagi umat manusia untuk selalu menegakkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh umat di bumi ini. Namun, realitanya agama justru menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan dan kehancuran umat manusia.  Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya preventif agar masalah pertentangan agama tidak akan terulang lagi di masa yang akan datang. Pada sisi yang lain, Kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural baik dari aspek suku, ras, agama serta status sosial memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap pe

Apresiasi Sastra Anak

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di era glob alisasi ini, tentunya kita tahu bahwa teknologi berkembang dengan pesat seiring dengan berkembangnya jaman. Berbagai peralatan yang canggih pun, sekarang sudah tidak sulit untuk didapatkan. Berbagai media hiburan modern seperti televisi, radio, komputer, dan lain sebagainya kini dirasa lebih menarik perhatian daripada hiburan tradisional. Buktinya, di jaman sekarang, anak-anak lebih banyak yang senang memainkan game online dengan laptop dan kebanyakan anak jaman sekarang sudah tidak mengenal permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak pada jaman dahulu. Apalagi, pada jaman sekarang kebanyakan anak sudah memiliki gadget sehingga anak cenderung malas untuk belajar dan lebih memilih bermain game.Tentu saja hal ini akan berakibat pada perkembangan potensi anak yang kurang maksimal sehingga prestasi belajar anak pun kurang memuaskan.Memang dengan adanya perkembangan teknologi saat ini tentunya dapat meningkatkan pen

ADHD dan Tunalaras

ADHD dan Tunalaras A.     Pengertian ADHD ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder, (Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dari attention deficit disorder yang berarti gangguan pemusatan perhatian. Pada saat ditambahkan 'hiperactivity /hiper-aktif’ penulisan istilahnya menjadi beragam. Ada yang ditulis ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Tetapi, sebenarnya dari tiga jenis penulisan istilah itu, maksudnya sama. Istilah ini merupakan istilah yang sering muncul pada dunia medis yang belakangan ini gencar pula diperbincangkan dalam dunia pendidikan dan psikologi. lstilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, m