Model time token digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar
siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali (Huda 2014: 239).
Sesuai pendapat Rahmat Widodo (dalam Shoimin 2014: 216), model time token untuk mengajarkan keterampilan sosial, sehingga menghindari siswa
yang dominan atau pendiam. Model time token mengajak semua siswa aktif belajar berbicara di depan umum, untuk
mengungkapkan pendapatnya tanpa harus merasa takut atau malu.
Langkah-langkah model time token sebagai berikut: (1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran; (2) Guru
mengondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning); (3) Guru memberi tugas kepada siswa; (4) Guru memberi sejumlah
kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30 detik per kupon pada tiap siswa;
(5) Guru meminta siswa menyerahkan satu kupon terlebih dahulu sebelum berbicara
atau memberi komentar. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa
lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi sementara yang
masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian
seterusnya hingga semua anak menyampaikan pendapatnya; (6) Guru memberi
sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.
Sedangkan menurut Suprijono (2012:
133) langkah-langkah model time token yaitu: (1) Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi; (2) Tiap
siswa diberi kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30 detik; (3) apabila
telah berbicara kupon diserahkan; (4) siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara
lagi, sedangkan yang masih punya kupon harus berbicara sampai kupon habis, dan
seterusnya.
Sependapat dengan Aqib (2014: 33)
langkah-langkah time token adalah 1) mengkondisikan siswa berdiskusi (cooperative learning); 2) tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu 30 detik, dengan
nilai sesuai waktu keadaan; 3) jika telah selesai berbicara kupon yang dipegang
siswa diserahkan, setiap berbicara satu kupon; 4) siswa yang telah habis
kuponnya tidak boleh bicara lagi, dan yang masih punya kupon harus
menghabiskannya.
Langkah-langkah model time token yang digunakan dalam penelitian adalah: (1) Menentukan tujuan
pembelajaran; (2) Menyampaikan materi pembelajaran; (3) Mengkondisikan siswa
berdiskusi kelompok; (4) Memberikan tugas kepada siswa; (5) Membagikan dua
kupon berbicara dengan waktu 30 detik per kupon pada siswa; (6) jika telah
selesai berbicara kupon yang dipegang siswa diserahkan, setiap berbicara satu
kupon; (7) siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi, sedangkan
yang masih punya kupon harus berbicara sampai kupon habis, dan seterusnya
Kelebihan Model Time Token
Menurut Huda (2014: 241)
model time token memiliki beberapa kelebihan, yaitu: (1)
mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi; (2) menghindari
dominasi siswa yang pandai berbicara atau yang tidak berbicara sama sekali; (3)
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi; (4)
mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain; (5) tidak memerlukan
banyak media pembelajaran. Didukung Shoimin (2014: 217) kelebihan model time token: (1) siswa menjadi aktif dalam pembelajaran; (2)
menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberikan
masukan, dan keterbukaan terhadap kritik; (3) guru dapat berperan untuk
mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.
Komentar