Langsung ke konten utama

PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIVITAS DIBIDANG OLAHRAGA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
            Tertinggalnya prestasi olahraga nasional dengan negara-negara Asia lainnya merupakan salah satu masalah besar bagi bangsa untuk meningkatkan prestasi olahraganya. Percepatan (acceleration) prestasi olahraga kita lebih lamban bila dibandingkan dengan negara Cina, Jepang, Korea, Thailand bahkan Vietnam baru-baru pada Seagames merupakan ancaman besar bagi prestasi olahraga bangsa. Ketertinggalan ini mendorong perlunya penataan sistem pembinaan olahraga nasional termasuk di dalamnya sistem pemanduan dan pengembangan atlet berbakat.
            Program pemanduan dan pengembangan bibit atlet berbakat di negara-negara yang maju prestasinya telah dilaksanakan dengan mendapatkan dukungan sumber-sumber daya memadai, termasuk bukan saja dari dana pemerintah dan masyarakat, tetapi dukungan kepakaran melalui pendekatan ilmiah secara lintas dan inter disiplin. Kecanggihan dalam bidang pengukuran dan evaluasi dan ditemukannya instrumen yang dapat digunakan untuk meramal prestasi seseorang mendorong kita untuk bekerja secara efektif dalam mengidentifikasi dan memilih calon atlet berbakat.
            Disadari bahwa upaya mencapai prestasi dalam olahraga merupakan hal yang kompleks, karena melibatkan banyak faktor antara lain faktor internal seperti: fisik dan mental atlet dan faktor eksternal seperti: lingkungan alam dan peralatan. Faktor internal sesungguhnya bersumber dari kualitas atlet itu sendiri, dimana atlet yang berkualitas berarti memiliki potensi bawaan (bakat) yang sesuai dengan tuntutan cabang olahraga dan siap dikembangkan untuk mencapai prestasi puncak.
            Pengalaman menunjukkan bahwa hanya atlet yang berbakat dan mau latihan dengan baik dapat mencapai prestasi puncak (peack performance). Prestasi puncak merupakan hasil dari seluruh usaha program pembinaan dalam jangka waktu tertentu yang merupakan paduan dari proses latihan yang dirancang secara sistematis, berjenjang, berkesinam bungan, berulang-ulang dan makin lama makin meningkat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian bakat
2.      Apa pengertian anak berbakat
3.      Bagaimana hubungan antara bakat dan prestasi
4.      Seperti apa pemanduan bakat
5.      Bagaimanakah cara identifikasi bakat
6.      Bagaimana cara pembinaan prestasi dalam olahraga

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian bakat
2.      Untuk mengetahui pengertian anak berbakat
3.      Untuk mengetahui hubungan antara bakat dan prestasi
4.      Untuk mengetahui apa pemanduan bakat
5.      Untuk mengetahui cara identifikasi bakat
6.      Untuk mengetahui pembinaan prestasi dalam olahraga


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bakat
            Peserta didik adalah anak-anak yang memiliki ciri-ciri istimewa, misalnya bakat yang diturunkan dari orang tua dan atau nenek moyangnya. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, termasuk dalam bidang dan kadar dari bakat yang dimilikinya. 
            Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi, untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Jika seseorang yang memiliki potensi bakat musik tetapi tidak memperoleh kesempatan mengembangkannya, maka bakat tersebut tidak akan berkembang dan terwujud dengan baik (menghasilkan prestasi). Sebaliknya anak yang pada dasarnya memiliki bakat musik dan orang tuanya mendukung, ia akan mengusahakan agar anaknya memperoleh pengalaman untuk mengembangkan bakatnya dan dengan motivasi yang tinggi dapat berlatih sehingga bakatnya berkembang maksimal dan memperoleh prestasi.
B.     Pengertian kreativitas
            Guilford (Ali & Asrori, 2005) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif. Salah satunya adalah kemampuan berpikir divergen. Kemampuan berpikir divergen merupakan kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan. Guilford menekankan bahwa orang-orang kreatif lebih banyak memiliki cara berpikir divergen daripada konvergen (cara berpikir individu yang menganggap hanya ada satu alternatif  jawaban dari suatu permasalahan). 
            Munandar (Ali & Asrori, 2005) mengungkapkan bahwa: ”Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.” Utami Munandar membahas lebih mendalam bahwa kreativitas merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dapat mendukung berkembangnya kreativitas dan dapat menghambat perkembangannya.


C.    Pengertian Anak Berbakat
            Bakat merupakan talenta untuk membangun kekuatan pribadi anak di masa mendatang. Kesadaran akan sisi kekuatan seorang anak perlu digali dengan bantuan orang tua. Kesadaran akan pentingnya mengembangkan sisi kekuatan anak-anak ini tampaknya sangat disadari oleh orang tua dan pendidik yang membimbing siswa-siswa berkebutuhan khusus dalam mengolah pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam bidang seni dan bidang olahraga.
            Beberapa pakar psikologi memberikan pengertian tentang anak berbakat:
1.      Tannenbaum memandang keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan, keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota (keterbatasan jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomaly
2.      Renzulli berpendapat bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya.
3.      Damon berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan untuk berprestasi tinggi. Namun untuk berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan dengan kerja keras, keuletan serta latihan. 
            Menurut pakar psikologi pendidikan, Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, anak berbakat
berbeda dengan anak pintar. "Bakat berarti punya potensi. Sedangkan pintar
bisa didapat dari tekun mempelajari sesuatu," jelasnya. Tapi meski tekun
namun tak berpotensi, seseorang tak akan bisa optimal seperti halnya anak berbakat.
            Menurut pendekatan yang lebih inklusif, yang dimaksud anak berbakat adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tinggi, tetapi juga memiliki kemampuan kreativitas, sosial-emosional dan motivasi dan memiliki keunggulan dalam satu atau lebih bidang tertentu dalam musik, sastra, olahraga dsb (talented) sehingga mereka memerlukan layanan khusus dalam pendidikan.
D.    Hubungan Antara Bakat Dan Prestasi
            Menurut Munandar (Ali & Asrori, 2005) perwujudan nyata dari bakat adalah prestasi karena bakat sangat menentukan prestasi seseorang. Sekalipun demikian orang yang berbakat belum tentu berprestasi. Hal ini karenat bakat bersifat potensial yang membutuhkan latihan dan pengembangan secara maksimal. Bakat khusus yang dikembangkan sejak dini akan dapat terealisasi dalam bentuk prestasi unggul. Berdasarkan penelitian terakhir, ditemukan bahwa sekitar 20% siswa SD dan SMP menjadi anak yangunderachiever, artinya prestasi belajar yang mereka peroleh berada di bawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki.
E.     Pemanduan Bakat
Pembibitan olahraga adalah tahapan penting yang dijadikan sebagai pondasi keberhasilan system pembinaan prestasi olahraga. Artinya, berhasil atau tidaknya sistem pembinaan prestasi olahraga prestasi sangat dipengaruhi oleh proses pembibitan yang dilakukan. Kesalahan dalam melakukan proses pembibitan akan menyebabkan terjadi ketidakmenentunya prestasi atau regenerasi tidak kontinyu, bahkan bisa mengakibatkan kegagalan dalam proses pembinaan prestasi olahraga. Sebagai akibatnya, atlet akan mengalami kesulitan dalam upaya meraih prestasi secara optimal.
Dalam rangka memberi peluang yang sama bagi para atlet putra dan putri serta menjamin suatu persiapan yang menjanjikan bagi penampilan puncak, suatu sistem tertutup dari cabang-cabang olahraga sebagai upaya peningkatan prestasi adalah penting. Dasar dari sistem pengembangan bakat ini adalah suatu proses latihan jangka panjang, sistematis dan berorientasi kepada sasaran. Bakat menampakan dirinya hanya dalam aktivitas praktis. Inilah sebabnya model struktur dari peningkatan bakat harus diatur sedemikian rupa sehingga ada interaksi yang erat antara penilaian latihan dan bakat/ketangkasan. Perlunya penanganan khusus untuk menemukan bakat seorang anak kalau tidak mau dikatakan “nemu”/kebetulan.
Peningkatan bakat adalah tidak mungkin terjadi tanpa penyaringan/pemanduan bakat. Tujuan pemanduan bakat adalah untuk mengikutsertakan sebanyak mungkin anak-anak dalam proses pemanduan (screening). Kemungkinan untuk menemukan suatu bakat akan meningkat bila lebih banyak anak-anak diikutkan dalam proses pemilihan. Penting untuk membuat tuntutan minimum daripada menentukan tujuan/sasaran prestasi diatas rata-rata.
Susunan/struktur bakat adalah sangat komplek. Bakat adalah suatu potensi yang ditentukan secara genetis/keturunan, tidak stabil serta banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar. Kesulitan dalam pemanduan bakat mempunyai sebab-sebab sebagai berikut :
a.       Kecerdasan anak-anak harus dinilai/ditaksir sejak awal.
b.      Memerlukan waktu yang sangat panjang/lama sampai sampai bakat anak dibuktikan, kadang-kadang sampai lebih dari 10 tahun
c.       Perkembangan ontogenetik mengarah keperubahan-perubahan dari struktur individual dari kemampuan prestasi olahraga (yang harus dipikirkan ketika membuat suatu prognosis jangka panjang).
d.      Test hanyalah sarana yang tidak cukup untuk mengidentifikasi pra-syarat. Terutama interaksi antara pra-syarat prestasi individual disatu pihak dan antara pra-syarat prestasi dan prestasi perlombaan pada pihak yang lain tidak dapat ditentukan secara tepat.
F.     Identifikasi bakat
            Pemanduan bakat dengan metode Sport Search adalah suatu model pengidentifikasian bakat terdiri dari 10 butir tes yang bertujuan membantu anak (yang berusia antara 11-15 tahun), untuk menemukan potensi anak dalam berolahraga yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi anak. Kesepuluh butir tes tersebut adalah:
1.      Tinggi Badan
            Tujuan: Tinggi badan adalah jarak vertikal dari lantai ke ujung kepala (vertex). Tinggi badan ini merupakan faktor penting di dalam berbagai cabang olahraga. Misalnya, para atlet lompat dan lempar menggunakan tinggi badan sebagai pengefektifan hasil.
2.      Tinggi Duduk
            Tujuan: Tinggi duduk adalah jarak vertikal dari alas permukaan tempat testi duduk hingga bagian atas (vertex) kepala. Pengukuran ini meliputi panjang togok, leher, dan sampai panjang kepala. Perbandingan tinggi duduk dengan tinggi badan pada saat berdiri adalah berkaitan dengan penampilan dalam berbagai cabang olahraga. Misalnya, dalam lompat tinggi, perbandingannya adalah tungkai lebih panjang daripada togok.
3.      Berat Badan
            Tujuan: Berat badan berkaitan erat dengan baberapa cabang olahraga yang membutuhkan tubuh yang ringan, seperti senam, apabila dibandingkan dengan cabang olahraga olahraga yang memerlukan berat badan lebih berat, seperti olahraga lempar dalam atletik.
4.      Rentang Lengan
            Tujuan: Rentang lengan adalah jarak horisontal antara ujung jari tengah dengan lengan terentang secara menyamping setinggi bahu. Rentang lengan meliputi lebar kedua bahu dan panjang anggota badan bagian atas (tangan). Rentang lengan berkaitan erat dengan olahraga, seperti dalam melempar, yang rentangan lengan yang lebar, karena sangat bermanfaat bagi penampilannya.
5.      Lempar Tangkap Bola Tenis
            Tujuan: Tes lempar-tangkap bola tenis bertujuan untuk mengukur kemampuan testi melempar bola tenis dengan ayunan dari bawah lengan (underarm) ke arah sasaran dan menangkapnya dengan satu tangan. Koordinasi tangan dan mata berkaitan dengan penampilan dalam berbagai permainan bola yang bersifat beregu seperti estafet.
6.      Lempar Bola Basket
            Tujuan: Tes melempar bola basket dirancang untuk mengukur kekuatan tubuh bagian atas. Olahraga yang membutuhkan kekuatan yang tinggi pada tubuh bagian atas, antara nomor lempar dan lompat tinggi galah.
7.      Loncat Tegak
            Tujuan: Tes loncat tegak adalah mengukur kemampuan untuk meloncat dalam arah vertikal. Daya ledak kedua kaki berkaitan dengan penampilan dalam olahraga, misalnya lompat tinggi.
8.      Lari Kelincahan
            Tujuan: Kelincahan (kemampuan untuk mengubah arah tubuh secara cepat sambil bergerak) merupakan komponen penting di dalam kebanyakan olahraga lari gawang dan lompat galah.
9.      Lari Cepat 40 meter
            Tujuan: Kemampuan lari dengan cepat dari posisi tak bergerak dibutuhkan di dalam lari sprint. Kecepatan juga penting di dalam beberapa cabang olahraga yang membutuhkan ledakan aktivitas yang pendek dengan intensitas tinggi.
10.  Lari Multitahap
            Tujuan: Kesegaran aerobik merupakan komponen penting dari berbagai cabang olahraga berbasiskan daya tahan (endurance), misalnya olahraga renang jarak jauh, bersepeda dan lari jarak jauh. Lari Bolak-Balik (Shuttle Run) atau Lari Multitahap (Multistage Fitness Test) digunakan untuk menilai kesegaran aerobik.
G.    Pembinaan Prestasi Dalam Olahraga
            Pembinaan prestasi olahraga pada umumnya menurut Ria Lumintuarso 2009 memiliki tahapan latihan jangka panjang sebagai berikut :
1.      Tahap I Gerak Dasar
Usia : 7 – 11 tahun
Materi Latihan :
§  Dasar Jalan, lari, lompat dan lempar (ABCs Running)/
§  Dasar Menangkap, Memukul dan Menendang (CKS).
§  Perasaan Gerak, Meluncur, daya Apung, Memukul/Menendang (KGBs).
§  Kelincahan, Koordinasi, Keseimbangan dan Kecepatan (ABCs).
2.      Tahap II Multi Sport
Usia : 11- 13 Tahun
Materi Latihan :
§  Kunci keterampilan dasar- motor learning – kesempatan bergerak
§  Kalau keterampilan dasar tidak diberikan pada tahap ini, mungkin anak tidak pernah menemukan bakat olahraganya.
§  Menghaluskan dan menyempurnakan literatur fisik.
3.      Tahap III Pengembangan Olahraga
Usia : 13 – 15 Tahun
Materi Latihan :
§  Penyesuaian gerak terhadap pertumbuhan fisik.
§  Pengembangan pada gerak dasar cabang olahraga secara umum/menyeluruh.
4.      Tahap IV Spesialisasi
Usia : 16 – 19
Materi Latihan :
§  Latihan pada salah satu cabang tertentu
§  Mulai dengan program individual (tidak lagi kelompok yang bersama-sama).
§  Berlatih untuk bertanding pada situasi yang berbeda.
5.      Tahap V Prestasi Tinggi
Usia : 20 - 28 Tahun
Materi Latihan :
§  Latihan untuk prestasi.
§  Intensitas tinggi dengan perencanaan.
§  Latihan individual penuh, kompetisi, regenerasi, persiapan mental.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. anak berbakat adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tinggi, tetapi juga memiliki kemampuan kreativitas, sosial-emosional dan motivasi dan memiliki keunggulan dalam satu atau lebih bidang tertentu dalam musik, sastra, olahraga dsb (talented) sehingga mereka memerlukan layanan khusus dalam pendidikan.
            Sekitar 20% siswa SD dan SMP menjadi anak yangunderachiever, artinya prestasi belajar yang mereka peroleh berada di bawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki. Pemanduan bakat dengan metode Sport Search adalah suatu model pengidentifikasian bakat terdiri dari 10 butir tes yang bertujuan membantu anak yaitu :
1.      Tinggi Badan
2.      Tinggi Duduk
3.      Berat Badan
4.      Rentang Lengan
5.      Lempar Tangkap Bola Tenis
6.      Lempar Bola Basket
7.      Loncat Tegak
8.      Lari Kelincahan
9.      Lari Cepat 40 meter
10.  Lari Multitahap
            Pembinaan prestasi olahraga pada umumnya menurut Ria Lumintuarso 2009 memiliki tahapan latihan jangka panjang sebagai berikut :
1.      Tahap I Gerak Dasar
2.      Tahap II Multi Sport
3.      Tahap III Pengembangan Olahraga
4.      Tahap IV Spesialisasi
5.      Tahap V Prestasi Tinggi

DAFTAR PUSTAKA

·         Dick Frank W. (1995). Sport Training Principles. London: A & C Blak.
·         IAAF. (2004). Coaches Education and Certification System.
·         Http://Uyunkachmed.Blogspot.Com/2011/10/Mengembangkan-Bakat-Dan-Kreativitas.Html

·         Http://Www.Anakciremai.Com/2009/12/Makalah-Psikologi-Tentang-Pengembangan.Html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Pendidikan Multikultural

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Praktek kekerasan yang mengatasnamakan agama, dari fundamentalisme, radikalisme, hingga terorisme, akhir-akhir ini semakin marak di tanah air. Kesatuan dan persatuan bangsa saat ini sedang diuji eksistensinya. Berbagai indikator yang memperlihatkan adanya tanda-tanda perpecahan bangsa, dengan transparan mudah kita baca. Konflik di Ambon, Papua, maupun Poso. Bila kita amati, agama seharusnya dapat menjadi pendorong bagi umat manusia untuk selalu menegakkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh umat di bumi ini. Namun, realitanya agama justru menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan dan kehancuran umat manusia.  Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya preventif agar masalah pertentangan agama tidak akan terulang lagi di masa yang akan datang. Pada sisi yang lain, Kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural baik dari aspek suku, ras, agama serta status sosial memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap pe

Apresiasi Sastra Anak

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di era glob alisasi ini, tentunya kita tahu bahwa teknologi berkembang dengan pesat seiring dengan berkembangnya jaman. Berbagai peralatan yang canggih pun, sekarang sudah tidak sulit untuk didapatkan. Berbagai media hiburan modern seperti televisi, radio, komputer, dan lain sebagainya kini dirasa lebih menarik perhatian daripada hiburan tradisional. Buktinya, di jaman sekarang, anak-anak lebih banyak yang senang memainkan game online dengan laptop dan kebanyakan anak jaman sekarang sudah tidak mengenal permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak pada jaman dahulu. Apalagi, pada jaman sekarang kebanyakan anak sudah memiliki gadget sehingga anak cenderung malas untuk belajar dan lebih memilih bermain game.Tentu saja hal ini akan berakibat pada perkembangan potensi anak yang kurang maksimal sehingga prestasi belajar anak pun kurang memuaskan.Memang dengan adanya perkembangan teknologi saat ini tentunya dapat meningkatkan pen

ADHD dan Tunalaras

ADHD dan Tunalaras A.     Pengertian ADHD ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder, (Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dari attention deficit disorder yang berarti gangguan pemusatan perhatian. Pada saat ditambahkan 'hiperactivity /hiper-aktif’ penulisan istilahnya menjadi beragam. Ada yang ditulis ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Tetapi, sebenarnya dari tiga jenis penulisan istilah itu, maksudnya sama. Istilah ini merupakan istilah yang sering muncul pada dunia medis yang belakangan ini gencar pula diperbincangkan dalam dunia pendidikan dan psikologi. lstilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, m