BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Macam-macam ideologi diajarkan oleh
para tokoh negara pada jaman dulu. Ajaran mereka didasari oleh keyakinan untuk
menciptakan tata kehidupan yang lebih baik. Hal ini terutama ditujukan bagi
negara yang dikuasai oleh para tokoh yang menciptakan pemikiran tentang sebuah
cara hidup sebuah negara.
Macam-macam ideologi ini, selain
dikemukakan oleh para filsuf yang ahli di bidang tata negara, juga diciptakan
oleh penguasa sebuah negara. Benito Mousollini adalah salah satu tokoh besar di
dunia yang berani menciptakan gagasan tentang tata kelola negara yang dikenal
dengan nama fasisme.
Karl Marx, seorang cendekiawan dunia
juga ikut menyumbang satu konsep bernegara yang memperkaya macam-macam ideologi
yang dianut oleh bangsa di dunia. Pemikirannya tentang konsep bernegara,
dikenal dengan faham Marxisme. Bersama Frederich Engel, yang juga dikenal
sebagai pemikir ilmu Ekonomi, mereka menciptakan dasar pemikiran yang kemudian
dipercaya sebagai dasar tumbuhnya faham komunisme.
Untuk lebih jelasnya mengenai
pengertian dan macam – macam ideology akan dibahas di bab pembahasan.
B. Rumusan Masalah
-
Apakah pengertian ideologi?
-
Apa saja macam – macam ideologi?
C. Tujuan
-
Agar mahasiswa mengetahui pengertian
Ideologi
-
Agar mahasiswa mengetahui Macam – macam
Ideologi
BAB II
PEMBAHASAN
MACAM – MACAM IDEOLOGI
A.
Pengertian Ideologi
Istilah ideologi sering kali kita
dapati dalam percakapan sehari-hari, baik itu percakapan mengenai perpolitikan maupun
percakapan mengenai kemasyarakatan dan lingkungan sosial. Ideologi adalah
gabungan dari dua kata majemuk “idea” dan “logia”, yang berasal dari bahasa
Yunani “eidios” dan “logos”. Secara sederhana ideologi diartikan sebagai
gagasan yang berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya dan merupakan hasil
dari pemikiran filsafat. Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori, dan ilmu yang
diyakini kebenarannya, yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Secara historis,
istilah ideologi pertama kali diciptakan oleh Desstut De Tracy tahun 1976 di Prancis. Ia mengatakan bahwa
ideoligi adalah science of ideas, the study of origin, evolution and nature of
ideas. Namun dengan perkembangan zaman dewasa ini ideologi telah
mengalami sedikit pergeseran arti, yaitu pengertian ideologi sudah semakin
kompleks. Artinya tidak ada satu-satunya pengertian substansial mengenai
ideologi.
Mc. Closky, dkk (dalam Slamet
Sutrisno, 2006: 24) menegaskan bahwa “dalam kita mempermasalahkan ideologi,
kita memasuki bidang yang penuh dengan masalah-masalah yang sulit dan sampai
sekarang ini belum terpecahkan, seperti masalah hakikat dan pengukuran
ideologi”. Pengertian ideologi menurut Ricoever (dalam Slamet Sutrisno, 2006: 24)
menyatakan bahwa “ideologi itu merupaka istilah yang mengandung sifat dasar
pemulaan yang sangat mendua, dan ambigu yaitu antara sisi positif dan negatif,
knstruktif dan destruktif serta antara dimensi konstitutif dan patologisnya”.
Oleh karena itu, apabila kita bermaksud membicarakan ideologi maka perlu
disertai presisi dan proposisinya yang jelas.
Selain pengertian di atas Sargent
(Dalam Slamet Sutrisno 2006: 27) “memberikan perumusan ideologi sebagai suatu
sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh
kelompok tertentu”. Subandi Al Marsudi (2003: 65) juga mengemukakan
tentang pengertian ideologi. Ia mengatakan bahwa ideologi merupakan ajaran atau
ilmu gagasan dan buah pikiran”. Pengertian idelogi menurut Padmo wahyono (dalam
Subandi Al Marsudi 2003: 66) yaitu “suatu kelanjutan atau konsekuensi daripada
pandangan hidup bangsa, falsafah hidup bangsa dan akan berupa seperangkat tata
nilai yang dicita-citakan akan direalisir di dalam kehidupan berkelompok”.
Berdasarka uraian-uraian di atas
maka dapat kita ketahui bahwa pengertian ideologi telah mengalami pergesarn
begitu rupa sehingga bukan lagi sebagai science of ideas. Ideologi
berkembang menjadi pengertian yang mengandung arti sebagai gagasan, ide-ide
yang semula merupakan sasaran pengkajian dalam science of ideas tersebut. Lebih
lanjut, ideologi mengandung arti bukan hanya gagasan atau pemikiran, melainkan
sebagai keyakinan. Ini berarti bahwa ideologi merupakan suatu keyakinan dalam
diri individu untuk menjalani kehidupan yang lebih maju dan terarah.
B. Macam-Macam Ideologi
1.
Liberalisme
Liberalisme tumbuh dari konstek
masyarakat Eropa pada abad pertengahan feudal, dimana sistem sosial ekonomi
dikuasai oleh kaum aristrokasi feodal dan menindas hak-hak individu. Liberalisme
tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh
golongan intelektual yang digerakan oleh keresahan ilmiah (rasa ingin tahu dan
keinginan untuk mencari pengetahuan yang baru) dan artistik umum pada zaman
itu.
Ciri-ciri Ideologi Liberalisme
sebagai berikut :
1. Demokrasi
merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik,
2. Anggota
masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara
3. Pemerintah hanya
mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya
sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri
sendiri.
4. Kekuasaan dari
seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu
pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat
dicegah.
5. Suatu masyarakat
dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu
berbahagia, kalau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagiaan
sebagian besar individu belum tentu maksimal.
2. Konservatisme
Ketika liberalisme menggoncang
struktur masyarakat feudal yang mapan, golongan feudal berusaha mencari
ideology tandingan untuk menghadapi kekuasaan persuasive liberalisme. Dari
sinilah muncul ideology konservatisme sebagai reaksi atas paham liberalisme.
Paham konservatisme itu ditanda dengan gejala-gejala sebagai berikut :
Paham konservatisme itu ditanda dengan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Masyarakat yang
terbaik adalah masyarakat yang tertata. Masyarakat harus memiliki struktur
(tata) yang stabil sehingga setiap orang mengetahui bagaimana ia harus
berhubungan dengan orang lain.seseorang akan lebih memperoleh
kebahagiaansebagai anggota suatu keluarga anggota gereja daan anggota
masyarakat daripada yang dapat diperoleh secara individual.
2. Untuk
menciptakan masyarakat yang tertata dan stabil diperlukan suatu pemerintah yang
memiliki kekuasaan yang mengikat tetapi bertanggung jawab. Paam konservatif
berpandangan pengatura yang tepat atas kekuasaan akan menjamin perlakuan yang
samaterhadap setiap orang.
3. Paham ini
menekankan tanggung jawab pada pihak penguasa dalam masyarakat untuk membantu
pihak yang lemah. Posisi ini bertentangan dengan pahamliberal yang berpandangan
pihak yang lemah harus bertanggung jawab atas urusan dan hidupnya. Sisi
konservatif inilah yang menimbulkan untuk pertama kali negara keseahteraan
(welfare state) dengan program-program jaminan sosial bagi yang berpenghasilan
rendah.
Ciri lain yang membedakan antara
liberalisme dan konservatisme adalah menyangkut hubungan ekonomi dengan negara
lain. Paham konservatif tidak menghendaki pengaturan ekonomi (proteksi),
melainkan menganut paham ekonomi internasional yang bebas (persaingan bebas),
sedangkan paham liberal cenderung mendukung pengaturan ekonomi internasional
sepanjang hal itu membantu buruh, konsumen dan golongan menengah domestik.
1.
Sosialisme Dan Komunisme
Sosialisme merupakan reaksi terhadap
revolusi industri dan akibat-akibatnya. Sosialisme yang muncul pada bagian
pertama abad ke-19 dikenal sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan
pada pandangan kemanusiaan (humanitarian), dan meyakini kesempurnaan watak
manusia. Penganut paham ini berharap dapat menciptakan masyarakat sosialis yang
dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argumen, bukan dengan cara-cara
kekerasan dan revolusi. Sedang paham komunisme berkeyakinan perubahan system
kapitalis harus dicapai dengan revolusi, dan pemerintahan oleh dictator
proletariat sangat diperlukan pada masa transisi. Dalam masa transisi dengan
bantuan negara dibawah dictator proletariat, seluruh hak milik pribadi dihapuskan
dan diambil untuk selanjutnya berada pada kontrol negara. Perbedaan sosialisme
dan komunisme terletak pada sarana yang digunakan untuk mengubah kapitalisme
menjadi sosialisme. Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya
dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis.
2.
Fasisme
Fasisme merupakan tipe nasionalisme
yang romantis dengan segala kemegahan upacara dan simbol-simbol yang
mendukungnya untuk mencapai kebesaran negara. Hal itu akan dapat dicapai
apabila terdapat seorang pemimpin kharismatis sebagai simbol kebesaran negara
yang didukung oleh massa rakyat. Dukungan massa yang fanatik ini tercipta
berkat indoktrinasi, slogan-slogan dan symbol-simbol yang ditanamkan sang
pemimpin besar dan aparatnya. Fasisme ini pernah diterapkan di Jerman (Hitler),
Jepang, Italia (Mossolini), dan Spanyol. Dewasa ini pemikiran fasisme cenderung
muncul sebagai kekuatan reaksioner (right wing) dinegara-negara maju, seperti
skin ilead dan kluk-kluk klan di Amerika Serikat yang berusaha mencapai dan
mempertahankan supremasi kulit putih.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarka uraian-uraian di atas
maka dapat kita ketahui bahwa pengertian ideologi telah mengalami pergesarn
begitu rupa sehingga bukan lagi sebagai science of ideas. Ideologi
berkembang menjadi pengertian yang mengandung arti sebagai gagasan, ide-ide
yang semula merupakan sasaran pengkajian dalam science of ideas tersebut. Lebih
lanjut, ideologi mengandung arti bukan hanya gagasan atau pemikiran, melainkan
sebagai keyakinan. Ini berarti bahwa ideologi merupakan suatu keyakinan dalam
diri individu untuk menjalani kehidupan yang lebih maju dan terarah.
Ada emapat macam ideology yang dibahas dalam makalah ini,
yaitu :
1.
Liberalisme
yang dimana Faham ini mengajarkan kebebasan mutlak pada setiap individu. Kebebasan
ini didasarkan keyakinan bahwa semua manusia pada dasarnya adalah baik.
2. Konservatisme Ideologi ini
mengajarkan tentang manusia yang harus selalu memelihara kondisi yang sudah ada
serta menciptakan kestabilan
3. Sosialisme dan Komunisme. Konsep
sosialisme ini adalah menciptakan kebersamaan dan adanya kesetaraan pada setiap
orang. Sedangkan ideology komunisme beranggapan bahwa semua manusia adalah sama
serta tidak ada hak pribadi, mengingat semua faktor ekonomi dan produksi
dikuasai oleh Negara.
4. Fasisme Ajaran ini lahir di Italia
dipelopori oleh Mousolinni. Dalam ideologi ini dikenal sebuah semboyan yang
dipegang teguh, yaitu Crediere, Obediere, Combattere atau Yakinlah, Tunduklah,
Berjuanglah. Dalam ideologi ini, peran negara demikian mutlak karena negara
diyakini sangat diperlukan dalam upaya menciptakan tatanan kehidupan dalam
masyarakat.
Komentar